Dunia hiburan Hollywood tengah dihebohkan dengan kemunculan Tilly Norwood, seorang aktris yang sebenarnya bukan manusia melainkan hasil ciptaan kecerdasan buatan (AI). Sosok ini dikembangkan oleh Eline Van der Velden, aktor sekaligus komedian asal Belanda.
Dalam sebuah acara teknologi di Zurich Summit, Swiss, pada 27 September lalu, Van der Velden mengungkapkan bahwa sejumlah agen bakat mulai menunjukkan ketertarikan untuk mengontrak Norwood. Menurut laporan Deadline, hal tersebut menjadi titik awal munculnya perdebatan sengit di kalangan aktor, sutradara, hingga kreator industri hiburan.
Van der Velden menjelaskan, awal tahun 2024 banyak pihak yang meragukan potensi Tilly Norwood. “Pada Februari banyak yang mengatakan ini tidak akan berhasil. Namun pada Mei, semua berubah, banyak perusahaan yang ingin bekerja sama,” ujar Van der Velden. Ia juga menambahkan, dalam beberapa bulan ke depan pihaknya akan mengumumkan agen yang akan mewakili Tilly.
Lebih jauh, Van der Velden menyebut ambisinya adalah menjadikan Tilly setara dengan bintang Hollywood papan atas. “Kami ingin Tilly menjadi Scarlett Johansson atau Natalie Portman berikutnya. Itu adalah tujuan kami,” katanya kepada Broadcast International di Inggris.
Namun, gagasan menghadirkan aktris sepenuhnya berbasis AI memicu reaksi keras. Aktris Emily Blunt mengaku terkejut setelah diperlihatkan foto Tilly Norwood. “Apakah ini serius? Itu AI? Astaga, ini menakutkan sekali. Tolong hentikan, jangan ambil koneksi manusia dari kami,” ujarnya kepada Variety.
Sutradara Luca Guadagnino, yang pernah masuk nominasi Oscar, juga menuliskan pandangannya di media sosial X. “Ini adalah tanda berakhirnya industri seperti yang kita kenal. Ucapkan selamat tinggal pada aktor. Tidak seorang pun seharusnya mendukung hal ini,” tulisnya.
Kontroversi semakin menguat setelah nama Scarlett Johansson disebut sebagai sosok inspirasi. Johansson sebelumnya pernah berseteru dengan perusahaan OpenAI pada 2024 karena diduga menggunakan kemiripan suaranya tanpa izin. Meski OpenAI membantah, kasus itu membuat isu etika penggunaan AI di industri hiburan semakin panas.
Serikat aktor Amerika, SAG-AFTRA, turut menyatakan sikap tegas. “SAG-AFTRA percaya kreativitas harus tetap berpusat pada manusia. Tilly Norwood bukan aktor, melainkan karakter komputer yang dilatih menggunakan karya banyak aktor profesional tanpa izin maupun kompensasi,” demikian pernyataan resmi mereka. Serikat itu juga menegaskan bahwa karya seperti Norwood berpotensi menyingkirkan aktor sungguhan dan merendahkan nilai seni peran manusia.
Menanggapi kritik luas, Van der Velden pada 28 September menulis pernyataan panjang di Instagram. “Tilly Norwood bukan pengganti manusia, melainkan karya kreatif, sebuah bentuk seni. Seperti animasi atau CGI, AI hanyalah alat baru yang membuka kemungkinan lain tanpa menghapus seni peran manusia,” tulisnya. Ia menekankan bahwa kehadiran Tilly seharusnya dipandang sebagai tambahan medium berkarya, bukan ancaman.
Meski demikian, perdebatan soal etika, masa depan pekerjaan aktor, hingga nilai seni manusia tampaknya belum akan mereda. Tilly Norwood kini menjadi simbol pergeseran besar di Hollywood, sekaligus pertanyaan terbuka: apakah penonton siap menyaksikan bintang yang lahir dari algoritma, bukan dari pengalaman hidup manusia?