Elon Musk mendukung partai sayap kanan Jerman, AfD, dan mengkritik Kanselir Olaf Scholz. Scholz menanggapi dengan tenang, namun mengkhawatirkan dampak politik dukungan Musk terhadap AfD.
Generasi.co, Jakarta – Elon Musk, CEO Tesla dan X (dulu Twitter), kembali jadi sorotan setelah melontarkan kritik pedas terhadap Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dan secara terbuka mendukung partai sayap kanan, Alternative für Deutschland (AfD).
Dukungan Elon Musk terhadap AfD, yang dikenal dengan pandangan ekstremis dan kontroversialnya, memicu perdebatan sengit di Jerman.
Saat diminta tanggapan atas rentetan hinaan dari Musk, Scholz memberikan respons yang tenang.
“Jangan beri makan troll,” ujar Scholz dikutip generasi.co, menggunakan istilah yang merujuk pada individu yang kerap melontarkan komentar provokatif atau mengganggu di internet.
Kritik Elon Musk dan Dukungan Terhadap AfD
Elon Musk secara terbuka mendukung AfD menjelang pemilihan federal Jerman yang dijadwalkan pada 23 Februari 2025.
Dalam berbagai unggahan di platform X, Musk menyebut AfD sebagai satu-satunya harapan bagi Jerman.
Bahkan, ia menyebut Kanselir Olaf Scholz dengan julukan yang menghina, “Kanselir Oaf Schitz atau apa pun namanya.”
Dukungan Musk terhadap AfD tidak hanya terbatas pada media sosial. Ia juga akan menjadi tuan rumah diskusi di X dengan Alice Weidel, kandidat kanselir dari AfD.
Dalam sebuah editorial di surat kabar Welt am Sonntag, Musk menyebut AfD sebagai “percikan harapan terakhir” bagi Jerman.
Tanggapan Olaf Scholz
Scholz, yang berasal dari Partai Demokrat Sosial (SPD), menilai kritik dan hinaan dari Musk sebagai hal yang biasa.
Ia mengaku tidak terkejut dengan sikap Musk, mengingat sejarah panjang pengusaha kaya yang sering mengkritik politik sosial demokrasi.
“Sebagai Demokrat Sosial, kami lama terbiasa dengan fakta bahwa ada pengusaha media kaya yang tidak menghargai politik demokrasi sosial dan tidak menyembunyikan pendapat mereka,” ujar Scholz.
Namun, Scholz mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dukungan Musk terhadap AfD.
Ia menyebut AfD sebagai partai yang sebagian besar ekstremis sayap kanan dan memiliki agenda yang berpotensi merusak hubungan transatlantik serta menghidupkan kembali hubungan dengan Rusia.
“Yang menurut saya jauh lebih mengkhawatirkan daripada hinaan semacam itu adalah Musk mendukung partai seperti AfD, yang sebagian ekstremis sayap kanan, yang mengkhotbahkan pemulihan relasi dengan Rusia dan ingin melemahkan hubungan transatlantik,” tambah Scholz.
Dampak Dukungan Musk di Jerman
Elon Musk semakin sering menggunakan platform media sosialnya untuk menyuarakan pandangan politiknya.
Setelah sebelumnya menghabiskan ratusan juta dolar untuk mendukung kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, kini ia aktif mendukung partai-partai sayap kanan di Eropa, termasuk AfD di Jerman.
Dukungan Musk terhadap AfD memicu kekhawatiran di kalangan politisi Jerman, terutama menjelang pemilu federal.
AfD sendiri telah lama menjadi kontroversi di Jerman karena pandangan ekstremnya terhadap imigrasi, hubungan internasional, dan kebijakan lingkungan.
Scholz Serukan Warga Jerman untuk Tidak Terpengaruh
Dalam pidato Malam Tahun Baru 2024, Scholz tanpa menyebut nama Musk atau X, menyerukan kepada masyarakat Jerman agar tidak membiarkan pemilik media sosial memengaruhi hasil pemilu.
“Hal terpenting adalah memastikan bahwa keputusan pemilu berada di tangan rakyat, bukan pemilik platform media sosial,” tegas Scholz.
Reaksi Publik
Dukungan Musk terhadap AfD memicu reaksi beragam dari publik.
Sebagian memuji keberanian Musk untuk menyuarakan pandangan politiknya, sementara yang lain mengkritik keterlibatannya dalam politik Jerman.
“Dukungan Elon Musk terhadap AfD adalah langkah berbahaya yang dapat memperkuat ekstremisme di Jerman,” ujar seorang analis politik di Berlin.
Di sisi lain, pendukung AfD memanfaatkan dukungan Musk untuk meningkatkan popularitas partai mereka menjelang pemilu.
(BAS/Red)