Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bertemu Rocky Gerung, Syahganda Nainggolan, dan tokoh lainnya untuk membahas arah masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Generasi.co, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah tokoh nasional pada Senin, 7 April 2025, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Diskusi yang berlangsung selama sekitar 2,5 jam itu dihadiri oleh para pemikir dan aktivis politik kawakan seperti Rocky Gerung, Syahganda Nainggolan, Muhammad Jumhur Hidayat, dan Ferry Juliantono.
Pertemuan ini disebut sebagai forum intelektual strategis yang bertujuan untuk menggali pemikiran-pemikiran kritis tentang arah masa depan Indonesia, terutama dalam konteks pemerintahan yang kini dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Diskusi berlangsung dalam suasana santai sambil menyantap hidangan, namun isi pembicaraan sarat dengan gagasan besar dan arah politik bangsa.
Rocky Gerung: Prabowo Bisa Jadi Pemimpin Besar Sosialis Dunia
Salah satu pernyataan yang mencuri perhatian dalam pertemuan tersebut datang dari Rocky Gerung.
Ia menyampaikan pandangannya bahwa Prabowo Subianto memiliki potensi besar untuk tampil sebagai pemimpin dunia dalam gerakan sosialisme modern, terutama dalam lanskap geopolitik global yang tengah mengalami disrupsi akibat kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
“Sosialisme kini mendapatkan momentum untuk diwujudkan. Ketika pemimpin populis seperti Donald Trump mendisrupsi tatanan global neoliberal, negara-negara berkembang bisa bersatu membentuk solidaritas baru,” ujar Rocky seperti dikutip oleh Syahganda Nainggolan.
Rocky menambahkan bahwa bulan April ini bertepatan dengan peringatan Konferensi Asia Afrika, yang jadi simbol solidaritas negara-negara berkembang dalam menghadapi dominasi barat.
Menurutnya, Prabowo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dapat menjadi duet pemimpin berpengaruh dari Asia Tenggara dalam membentuk poros kekuatan baru bagi negara-negara berkembang.
Strategi Politik Prabowo: Membangun Aliansi Progresif dan Dialog Tokoh Nasional
Lebih lanjut, Rocky juga menekankan bahwa Prabowo perlu membangun hubungan intensif dengan tokoh-tokoh nasional yang memiliki nilai historis dan kekuatan moral, seperti Sultan Hamengkubuwono X dan Megawati Soekarnoputri.
Dialog rutin dengan para tokoh tersebut diyakini akan memperkuat legitimasi dan arah ideologis pemerintahan.
“Era Prabowo harus meninggalkan sekutu-sekutu yang tidak progresif. Ia perlu beraliansi secara ideologis, termasuk dengan kelompok Islam strategis,” ungkap Rocky.
Namun, ia menyayangkan lemahnya kaderisasi ideologis dalam partai-partai politik saat ini, termasuk minimnya ruang bagi pendidikan politik yang membentuk karakter dan arah perjuangan partai secara konsisten.
Syahganda: Diskusi tentang Nasionalisme dan Ketahanan Bangsa
Syahganda Nainggolan, yang juga hadir dalam pertemuan itu, menambahkan bahwa pertemuan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap nasionalisme dan masa depan ketahanan bangsa.
Menurutnya, diskusi lintas tokoh ini penting agar arah kebijakan pemerintahan Prabowo tetap berpijak pada kepentingan rakyat dan nilai-nilai kebangsaan yang kuat.
Syahganda juga menyinggung pentingnya pemerintahan yang responsif terhadap isu global, termasuk ketegangan perdagangan internasional, ancaman digital, serta ketimpangan ekonomi.
Semua itu, menurutnya, hanya dapat diatasi dengan strategi nasional yang kuat dan kepemimpinan berwawasan global.
Kehadiran Jumhur Hidayat dan Ferry Juliantono: Menguatkan Sinergi Nasional
Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Muhammad Jumhur Hidayat dan Ferry Juliantono, dua figur yang dikenal aktif dalam dunia pergerakan dan kebijakan publik.
Kehadiran mereka memperkaya diskusi yang membahas aspek ketenagakerjaan, demokrasi, serta tantangan konstitusional ke depan.
Ferry menyampaikan bahwa dialog seperti ini perlu dirutinkan agar muncul konsensus kebangsaan yang mampu menjadi pondasi utama arah pembangunan jangka panjang.
(BAS/Red)