Berikut Ini Kebijakan Pro-Rakyat Prabowo Subianto yang Diluncurkan Tahun 2025

Presiden RI Prabowo Subianto didampingi Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) memimpin sidang perdana Kabinet Merah Putih di Istana, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden RI Prabowo Subianto didampingi Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) memimpin sidang perdana Kabinet Merah Putih di Istana, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Generasi.co, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto telah merancang beberapa program.

Program yang dirancang Prabowo Subianto ditujukan untuk membantu kehidupan masyarakat Indonesia.

Program-program ini terjadwal akan dieksekusi penuh oleh Prabowo Subianto pada 2025.

Saat pertama kali dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024, Prabowo sebenarnya sudah berjanji dan menyatakan komitmen, memimpin Indonesia utamanya guna kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadinya.

BACA JUGA: Tarif Iuran BPJS Kesehatan Naik, Berlaku Juni 2025

“Termasuk mereka yang tidak memilih kami. Kami akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di atas segala golongan apalagi kepentingan pribadi kami,” ucapnya di Gedung MPR/DPR, Jakarta, dikutip Selasa (12/11/2024).

Saat berkampanye sebelum Pilpres 2024, Prabowo sebetulnya sudah memperkenalkan berbagai program yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat.

Salah satunya ialah program Makan Bergizi Gratis, yang saat itu dinamai program Makan Siang Gratis.

Seusai dirinya terpilih sebagai Presiden, ada beberapa program lainnya yang ia nyatakan akan dilaksanakan pada 2025 guna mendukung kesejahteraan masyarakat.

Untuk kesejahteraan ini, ia pun bercita-cita membawa pertumbuhan ekonomi melesat ke level 8 persen selama ia menjabat.

Berikut ini sejumlah program pro rakyat yang akan diluncurkan Prabowo pada 2025:

1. Makan Bergizi Gratis (MBG)

Program MBG pada 2025 mendatang telah mendapatkan pagu anggaran Rp71 triliun yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional.

Total anggaran itu targetnya akan digunakan untuk memberikan makanan terhadap 19,47 juta orang dari kalangan anak sekolah hingga ibu hamil maupun menyusui.

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengungkapkan, jika dijalankan secara penuh untuk seluruh anak Indonesia beserta ibu hamil dan menyusui, program ini membutuhkan anggaran Rp1,2 triliun per hari.

Program itu akan menyasar 82,9 juta penerima selama 5 tahun ke depan.

Sekaligus, diharapkan jadi salah satu investasi terhadap sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

“Makan bergizi gratis yang kalau nanti dilaksanakan secara penuh totalnya akan mencapai 82,9 juta dan akan menghabiskan anggaran Rp400 triliun (setahun).”

“Kalau ini program sudah jalan, maka Badan Gizi akan spending harian Rp1,2 triliun,” kata Dadan.

“Ini adalah uang yang tidak sedikit, Rp1,2 triliun setiap hari Badan Gizi akan keluarkan untuk investasi SDM masa depan dan 75 persen dari Rp 1,2 triliun itu untuk intervensi makan bergizi,” ujarnya.

Dia menjelaskan 85 persen dari anggaran itu akan digunakan untuk membeli produk pertanian dan bahan baku makanan setiap harinya.

Dengan demikian akan mendorong perekonomian dalam negeri.

2. Pengampunan Kredit Petani-Nelayan-UMKM

Prabowo Subianto telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet kepada usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam bidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Kelautan serta UMKM lainnya.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan, yang diberikan penghapusan utang dalam program itu adalah yang memiliki tunggakan di bank BUMN alias Himbara.

Tidak semua pelaku UMKM dihapuskan utang piutangnya, dan hanya yang tidak bisa tertolong lagi.

Kedua, mereka yang dihapuskan utangnya merupakan para pelaku UMKM yang bergerak di sektor perikanan dan pertanian, yang sudah tidak memiliki kemampuan bayar dan sudah jatuh tempo, serta sudah diproses penghapusan bukunya di bank himbara.

“Jadi ini betul-betul tidak memiliki kemampuan lagi dan itu rentangnya kurang lebih 10 tahunan,” tegasnya.

Bagi UMKM yang mendapatkan penghapusan piutang maupun penghapusan tagihan terhadap utangnya ini masih bisa memperoleh akses pembiayaan ke lembaga keuangan formal termasuk dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat atau KUR 2025.

3. Beli Rumah Bebas PPN, BPHTB & PPh

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri RI), Tito Karnavian bakal menghapus pajak pembelian rumah, yakni

  • Pajak Penambahan Nilai (PPN)
  • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan
  • Pajak Penghasilan (PPh)

Maruarar mengatakan, ia akan mengusulkan Menteri Keuangan (Menkeu RI), Sri Mulyani untuk menghapus PPN dan PPh.

Usulan ini bakal dilayangkan dalam rangka merealisasikan program tiga juta rumah setiap tahun yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sebagai informasi, transaksi jual-beli rumah saat ini dikenakan PPN sebesar 11 persen dan BPHTB 5 persen.

Sedangkan penjual dikenakan PPh sebesar 2,5 persen.

“Tahun depan, saya berani bilang bahwa banyak perubahan yang akan menyangkut perumahan baik di sisi bisnis maupun sosialnya.”

“Jadi, saya minta para pengembang untuk mempersiapkan diri baik-baik,” ujar Maruarar dalam Developer Gathering, di Menara 1 BTN, Jakarta, dikutip Sabtu (9/11/2024).

Pemerintah dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) bahkan berencana menekan 21% total biaya pembangunan rumah, sehingga harga KPR yang ditawarkan ke masyarakat bisa berkurang.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjabarkan, pengurangan biaya dapat mencapai total 21% untuk Rumah MBR dan MBT.

Pengurangan biasa tersebut bisa terjadi bila adanya pembebasan PPN, pemangkasan PPh dan penghapusan BPHTB. (BAS/Red)