Gara-gara Google Maps, Dua Wanita Tersesat di Perbukitan Jonggol Saat Menuju Bukit Pelangi

Foto Logo: Google Maps. (Istimewa)
Foto Logo: Google Maps. (Istimewa)

Dua wanita tersesat di perbukitan Desa Cibodas, Jonggol, Bogor, akibat mengikuti petunjuk Google Maps.

Generasi.co, Jakarta – Gara-gara Google Maps, peristiwa tak terduga dialami dua wanita di Desa Cibodas, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Keduanya tersesat di area perbukitan saat hendak menuju Bukit Pelangi pada Minggu (8/12/2024).

Kejadian bermula ketika mereka mengikuti petunjuk jalan dari aplikasi Google Maps yang mengarahkan mereka melalui jalur yang tidak biasa.

“Pelapor pulang kondangan hendak ke Bukit Pelangi mengikuti Google Maps, dan tersesat di gunung dengan jalan berlumpur,” jelas anggota Rescue Regu 2 Damkar Bogor, Jajuli, dikutip generasi.co, pada Senin (9/12/2024).

Perjalanan yang awalnya dimaksudkan untuk rekreasi berubah menjadi momen mencekam ketika motor yang digunakan pelapor mengalami selip di jalan berlumpur.

Lokasi yang sepi, tanpa pemukiman penduduk, menambah ketegangan dalam situasi ini.

“Motor pelapor selip tidak bisa berjalan dan tersesat. Karena takut dan tidak ada pemukiman penduduk, maka pelapor melaporkan kejadian tersebut ke call 112 untuk ditindaklanjuti,” ungkap Jajuli.

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.

Setelah merasa tidak ada jalan keluar, kedua wanita tersebut segera mencari bantuan melalui layanan darurat.

Menerima laporan dari pelapor pada pukul 13.00 WIB, tim Damkar Bogor langsung bergerak menuju lokasi.

Namun, medan yang sulit membuat petugas baru tiba di lokasi sekitar pukul 14.35 WIB.

Setelah melakukan penilaian situasi, tim evakuasi bekerja keras untuk membantu kedua wanita tersebut sekaligus mengeluarkan motor yang terjebak di jalan berlumpur.

“Situasi akhir kondusif berhasil dievakuasi oleh tim. Evakuasi dilakukan selama 1 jam,” terang Jajuli.

Hasilnya, kedua wanita berhasil diselamatkan dalam kondisi sehat dan selamat, meskipun sempat mengalami ketakutan akibat tersesat di daerah terpencil.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa penggunaan aplikasi navigasi seperti Google Maps tidak selalu dapat diandalkan, terutama di daerah terpencil seperti perbukitan Jonggol.

Petunjuk aplikasi kadang mengarahkan pengguna melalui jalan-jalan yang tidak sesuai untuk kendaraan tertentu atau bahkan tidak layak dilewati.

Jalur yang tidak dikenal, kondisi jalan berlumpur, dan minimnya akses pemukiman menjadi faktor utama yang mempersulit perjalanan mereka.

Tips Aman Menggunakan Navigasi di Daerah Terpencil

Untuk menghindari kejadian serupa, ada beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Periksa Peta secara Manual
    Bandingkan rute yang disarankan aplikasi dengan peta manual atau informasi lokal untuk memastikan jalur aman.
  2. Hindari Berangkat Sendirian
    Saat bepergian ke tempat terpencil, selalu usahakan bepergian bersama teman atau keluarga untuk saling membantu jika terjadi masalah.
  3. Bawa Perlengkapan Darurat
    Pastikan membawa perlengkapan seperti lampu senter, power bank, makanan ringan, dan air minum untuk situasi darurat.
  4. Cari Informasi Lokal
    Tanyakan kepada penduduk setempat mengenai kondisi jalan atau medan yang akan dilalui sebelum memulai perjalanan.
  5. Hindari Perjalanan di Musim Hujan
    Jalanan di daerah perbukitan biasanya menjadi licin dan berlumpur saat hujan, meningkatkan risiko kecelakaan atau tersesat.

Evakuasi yang dilakukan oleh tim Damkar Bogor menunjukkan profesionalisme dalam menghadapi situasi darurat.

Respon cepat terhadap laporan masyarakat menjadi bukti komitmen pelayanan publik yang baik.

Keberhasilan tim tidak hanya menyelamatkan korban tetapi juga memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Dengan adanya layanan darurat seperti ini, masyarakat dapat lebih tenang saat menghadapi situasi sulit.

Peristiwa dua wanita tersesat di perbukitan Jonggol menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kewaspadaan dalam menggunakan aplikasi navigasi, terutama di wilayah terpencil.

Berkat kesigapan tim Damkar Bogor, kedua wanita tersebut berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Kasus ini juga menggarisbawahi perlunya edukasi masyarakat tentang cara aman bepergian, terutama ke tempat yang kurang dikenal.

Mengandalkan teknologi memang membantu, tetapi tidak boleh mengesampingkan persiapan dan kehati-hatian.

(BAS/Red)