Israel Kembali Serang Gaza di Tengah Gencatan Senjata, Tiga Warga Palestina Tewas

Foto Ilsutrasi: Militer Israel serang balik Hizbullah di Beirut selatan, Lebanon, Minggu (17/11/2024).
Foto Ilsutrasi: Militer Israel serang balik Hizbullah di Beirut selatan, Lebanon, Minggu (17/11/2024).

Israel kembali menyerang Gaza meski gencatan senjata dengan Hamas telah berlaku. Serangan ini dipicu oleh belum diserahkannya daftar sandera oleh Hamas.

Generasi.co, Jakarta – Konflik di Gaza kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara dan artileri pada Minggu (19/1/2025), meskipun gencatan senjata antara Hamas dan Israel telah resmi diberlakukan.

Serangan ini dilaporkan terjadi di Gaza utara dan tengah, termasuk wilayah Khan Younis, Nuseirat, dan Kota Gaza, hingga menewaskan tiga warga Palestina.

Alasan Serangan: Daftar Sandera Belum Diserahkan

Daniel Hagari, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menjelaskan bahwa serangan ini terjadi karena Hamas belum menyerahkan daftar nama sandera Israel yang akan dibebaskan.

“Sampai pagi ini, Hamas tidak memenuhi kewajibannya, dan bertentangan dengan kesepakatan, Hamas belum menyerahkan nama-nama sandera yang akan dibebaskan hari ini,” kata Hagari, dikutip dari Al Jazeera pada Senin (20/1/2025).

Hamas, melalui kanal Telegramnya, menyatakan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh masalah teknis di lapangan.

Mereka menyebut serangan udara dan drone Israel yang terus berlangsung membuat akses komunikasi menjadi sulit.

Israel Tetap Serang Gaza Meski Gencatan Berlaku

Hamas telah menyatakan komitmennya terhadap kesepakatan gencatan senjata, di mana mereka seharusnya menyerahkan daftar nama sandera 24 jam sebelum gencatan berlaku.

Namun, keterlambatan ini membuat Israel tetap melanjutkan serangan.

“Sesuai arahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, gencatan senjata tidak akan berlaku selama Hamas tidak memenuhi kewajibannya,” ujar Hagari.

Gencatan Senjata Resmi Dimulai Setelah Penundaan

Gencatan senjata antara Hamas dan Israel akhirnya berlaku setelah sempat tertunda selama tiga jam.

Awalnya, gencatan dijadwalkan dimulai pukul 08.15 waktu setempat, tetapi baru berlaku pukul 11.15.

Selama masa penundaan tersebut, Israel masih melancarkan serangan udara ke Gaza.

Gencatan akhirnya dimulai setelah Hamas menyerahkan tiga warga Israel yang menjadi sandera kepada Palang Merah Internasional.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Israel juga membebaskan 90 warga Palestina yang sebelumnya ditahan.

Kondisi Gaza Pasca Serangan

Serangan udara Israel ke Gaza telah memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.

Menurut laporan, beberapa infrastruktur di Khan Younis dan Nuseirat mengalami kerusakan parah.

Selain itu, warga sipil di Gaza masih menghadapi ancaman keselamatan meski gencatan senjata telah diberlakukan.

Meskipun gencatan senjata telah disepakati, ketegangan antara Israel dan Hamas masih tinggi.

Keterlambatan dalam menyerahkan daftar sandera menjadi salah satu pemicu serangan tambahan dari Israel.

Situasi ini menunjukkan bahwa implementasi gencatan senjata di tengah konflik yang kompleks memerlukan pengawasan ketat dan koordinasi lebih baik dari kedua belah pihak.

(BAS/Red)