Hidayat Nur Wahid Sambut Gagasan Pembentukan Asosiasi Anggota Parlemen Indonesia Mantan Aktivis Pramuka

Foto: Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) bersama Sekretaris Jenderal Asosiasi Pramuka Muslim se-Dunia sekaligus Sekretaris Jenderal Interreligious Youth Solidarity, Dr. Zuhair Hussein Ghanim di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu, 8 Mei 2025. (mpr.go.id)
Foto: Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) bersama Sekretaris Jenderal Asosiasi Pramuka Muslim se-Dunia sekaligus Sekretaris Jenderal Interreligious Youth Solidarity, Dr. Zuhair Hussein Ghanim di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu, 8 Mei 2025. (mpr.go.id)

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mendukung pembentukan Asosiasi Anggota Parlemen Indonesia Mantan Aktivis Pramuka sebagai bentuk penguatan diplomasi parlemen dan kolaborasi global.

Generasi.co, Jakarta – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW), menyambut positif usulan pembentukan Asosiasi Anggota Parlemen Indonesia Mantan Aktivis Pramuka.

Usulan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Pramuka Muslim se-Dunia sekaligus Sekretaris Jenderal Interreligious Youth Solidarity, Dr. Zuhair Hussein Ghanim, dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu, 8 Mei 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Dr. Zuhair menyampaikan kekagumannya terhadap eksistensi dan keaktifan Gerakan Pramuka di Indonesia.

Menurut data yang ia sampaikan, sekitar 58,9 persen dari total anggota Pramuka dunia—yang berjumlah sekitar 38 juta orang—berasal dari Indonesia.

Indonesia bahkan menjadi negara dengan kontribusi tertinggi dalam pembayaran iuran keanggotaan organisasi Pramuka dunia.

Selain itu, Dr. Zuhair mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen pemimpin dunia saat ini memiliki latar belakang sebagai anggota Pramuka.

Di tingkat global, telah terbentuk berbagai asosiasi parlemen yang anggotanya merupakan mantan aktivis Pramuka.

Oleh karena itu, ia menilai sudah sepantasnya Indonesia juga membentuk wadah serupa bagi para anggota legislatif yang pernah aktif dalam gerakan Pramuka.

Ia pun secara langsung mengajak Hidayat Nur Wahid untuk turut aktif dalam pembentukan asosiasi tersebut.

“Kami berharap Indonesia dapat menjadi pelopor dalam memperkuat jaringan parlemen internasional berbasis nilai-nilai Pramuka, mengingat kontribusi besar Indonesia terhadap gerakan ini secara global,” ujar Dr. Zuhair dalam pertemuan tersebut.

Menanggapi ajakan tersebut, Hidayat Nur Wahid menyatakan dukungan penuhnya. Ia menuturkan bahwa dirinya memiliki kedekatan historis dan emosional yang kuat dengan dunia Pramuka.

Sejak masa sekolah dasar, Hidayat aktif dalam kegiatan kepramukaan. Ketika menempuh pendidikan di Pondok Modern Gontor, ia juga turut serta dalam kegiatan Jambore tingkat kabupaten dan provinsi.

Bahkan saat kuliah di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi, ia bergabung dalam satuan khusus Pramuka universitas bernama Jawwaalah, dan mengikuti perkemahan di berbagai wilayah di Arab Saudi.

“Atas dasar pengalaman dan nilai-nilai kepemimpinan yang saya peroleh dari dunia Pramuka, saya menyatakan siap mendukung dan mendorong pembentukan Asosiasi Anggota Parlemen Indonesia Mantan Aktivis Pramuka,” ujar HNW.

Ia berkomitmen untuk menghubungi pihak-pihak terkait di lingkungan DPR maupun MPR guna merealisasikan pembentukan asosiasi tersebut.

Menurutnya, keberadaan asosiasi ini akan memberi kontribusi positif terhadap penguatan fungsi diplomasi parlemen serta mendorong kerja sama internasional berbasis nilai-nilai luhur Pramuka.

“Pramuka terbukti mampu mencetak sumber daya manusia yang unggul dalam bidang kepemimpinan, kolaborasi, komunikasi, serta membangun peradaban.”

“Anggota parlemen Indonesia yang memiliki latar belakang Pramuka akan mampu menyegarkan fungsi diplomasi parlemen melalui kerja sama yang sudah terbentuk di tingkat internasional. Apalagi, jika asosiasi ini dapat terwujud secara resmi dan aktif,” pungkas Hidayat Nur Wahid.

Inisiatif pembentukan asosiasi ini menjadi langkah penting dalam menjembatani nilai-nilai kepramukaan dengan tugas-tugas kenegaraan, serta menghidupkan kembali semangat gotong royong dan kebangsaan yang telah menjadi fondasi kuat dalam gerakan Pramuka di Indonesia.

(mpr.go.id)