Lestari Moerdijat Dorong Pemerataan Layanan Pendidikan di Indonesia

Foto: Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat pada Focus Group Discussion bertema Merealisasikan Rencana Kanker Nasional untuk Menekan Angka Kematian Akibat Kanker Payudara, di Ruang Delegasi, Nusantara IV, Gedung DPR RI/DPD RI/MPR RI, Jakarta, Senin (25/11/2024). (mpr.go.id)
Foto: Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat pada Focus Group Discussion bertema Merealisasikan Rencana Kanker Nasional untuk Menekan Angka Kematian Akibat Kanker Payudara, di Ruang Delegasi, Nusantara IV, Gedung DPR RI/DPD RI/MPR RI, Jakarta, Senin (25/11/2024). (mpr.go.id)

Generasi.co, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan pentingnya pemerataan layanan pendidikan di seluruh Indonesia demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) nasional di masa depan.

Menurut Lestari Moerdijat, disparitas atau kesenjangan dalam lama bersekolah di berbagai daerah harus segera diatasi agar setiap warga negara dapat memperoleh akses pendidikan yang setara.

“Terjadinya disparitas lama bersekolah masyarakat di Tanah Air harus segera diatasi sebagai bagian dari upaya memberikan layanan pendidikan yang merata bagi setiap warga negara,” ujar Lestari dalam keterangannya, Kamis (6/3/2025).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa hanya 30,85% penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun yang memiliki ijazah SMA atau sederajat.

Rata-rata lama sekolah untuk penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia hanya mencapai 9,22 tahun atau setara dengan tingkat pendidikan SMP.

Lebih lanjut, disparitas pendidikan terlihat dari rata-rata lama sekolah di berbagai provinsi.

DKI Jakarta mencatat angka tertinggi dengan rata-rata 11,5 tahun (belum lulus SMA), sementara Provinsi Papua Pegunungan memiliki angka terendah dengan rata-rata hanya 5,1 tahun (tidak lulus SD).

Melihat kondisi ini, Lestari menekankan pentingnya langkah konkret untuk memastikan layanan pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat.

Upaya Pemerataan Pendidikan

Lestari menyebutkan pemerataan akses pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa langkah strategis, antara lain:

  • Pemberian beasiswa bagi masyarakat kurang mampu untuk memastikan mereka dapat melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi.
  • Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang layak, terutama di daerah terpencil, agar proses belajar mengajar dapat berjalan optimal.
  • Sistem pembelajaran yang adaptif, menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan masing-masing daerah agar lebih efektif.

“Untuk menghadirkan sejumlah faktor yang mempermudah akses pendidikan bagi masyarakat, dibutuhkan komitmen kuat dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta dukungan masyarakat,” tegas Lestari.

Dukungan Infrastruktur Telekomunikasi

Lestari juga menyoroti pentingnya infrastruktur telekomunikasi, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Menurutnya, akses internet yang memadai dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama melalui metode pembelajaran daring atau digital.

Ia berharap perbedaan lama bersekolah di berbagai wilayah Indonesia dapat segera diatasi agar generasi penerus bangsa dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berdaya saing tinggi.

(BAS/Red)