Mahasiswa UKI Tewas Dikeroyok, Polisi Periksa 18 Orang

Foto Ilustrasi: Garis Polisi (Istimewa)
Foto Ilustrasi: Garis Polisi (Istimewa)

Polisi mengungkap adanya pesta minuman keras sebelum mahasiswa UKI, Kenzha Erza Walewangko, tewas usai diduga dikeroyok di lingkungan kampus.

Generasi.co, Jakarta – Polisi mengungkap adanya pesta minuman keras (miras) sebelum mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Erza Walewangko (22), tewas usai diduga dikeroyok di lingkungan kampus di Cawang, Jakarta Timur.

Sejumlah mahasiswa yang ikut dalam pesta miras tersebut telah diperiksa oleh pihak kepolisian.

“Sudah (diperiksa),” kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Sabtu (8/3/2025).

Nicolas menyebutkan, hingga saat ini pihak kepolisian telah memeriksa 18 saksi yang terdiri atas mahasiswa, petugas sekuriti, serta perwakilan dari badan otorita kampus.

“13 orang mahasiswa, 4 orang sekuriti, serta 1 orang dari badan otorita kampus,” ujarnya.

Kronologi Pesta Miras dan Pengeroyokan

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkap sebelum insiden pengeroyokan terjadi, korban sempat mengonsumsi miras bersama sejumlah rekannya.

“Menurut keterangan Saksi 4 atas nama EFW, pada Selasa, 4 Maret 2025, sekitar pukul 16.30 WIB, dia meminum minuman beralkohol jenis arak Bali bersama ketiga temannya, yaitu A dan H,” ujar Ade Ary kepada wartawan, Kamis (6/3/2025).

Sekitar pukul 17.00 WIB, saksi EFW pergi membeli minuman tambahan di luar kampus. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan korban di pintu keluar UKI.

“Saat bertemu, korban bertanya kepada saksi EFW ‘mau ke mana?’ lalu saksi menjawab ‘mau beli arak Bali’,” jelasnya.

Setelah membeli miras, korban dan EFW kembali ke dalam kampus dan bergabung dengan sejumlah mahasiswa lain, termasuk A, H, K, J, S, dan R. Mereka melanjutkan pesta miras di taman perpustakaan UKI.

Namun, sekitar pukul 18.00 WIB, korban terlibat cekcok dengan seseorang.

Tidak diketahui pasti penyebab pertengkaran tersebut.

Sekitar 1,5 jam kemudian, korban kembali terlibat percekcokan hingga akhirnya diamankan oleh sekuriti kampus.

“Petugas keamanan sempat melerai dan saksi EFW kemudian memapah korban ke arah pintu keluar kampus,” kata Ade Ary.

Namun, setelah ditinggal oleh EFW yang mengira korban hendak mengambil sepeda motornya untuk pulang, korban justru berjalan ke arah pagar kampus.

“Saat berada di pagar, korban berteriak dan mengoyak-ngoyak pagar hingga akhirnya jatuh bersama pagar tersebut,” ungkapnya.

Setelah korban terjatuh, seorang pria yang tidak dikenal oleh saksi EFW langsung mengangkat tubuh korban yang sudah dalam kondisi berdarah di bagian wajah dan hidung.

Korban kemudian dilarikan ke IGD RS UKI Cawang, Jakarta Timur.

Polisi Dalami Penyebab Kematian

Polisi masih terus menyelidiki penyebab pasti kematian Kenzha Erza Walewangko.

Dugaan pengeroyokan masih menjadi salah satu fokus penyelidikan.

Hingga saat ini, kepolisian masih menunggu hasil autopsi untuk menentukan apakah korban meninggal akibat tindak kekerasan atau ada faktor lain yang turut berkontribusi.

Kasus ini pun menyoroti isu keamanan di lingkungan kampus, terutama terkait konsumsi minuman keras dan potensi kekerasan yang dapat terjadi di kalangan mahasiswa.

(BAS/Red)