Prabowo Subianto Targetkan Indonesia Swasembada Energi dalam Lima Tahun

Foto: Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara penyerahan secara digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2025, serta peluncuran Katalog Elektronik versi 6.0, yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 10 Desember 2024. (BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Foto: Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara penyerahan secara digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2025, serta peluncuran Katalog Elektronik versi 6.0, yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 10 Desember 2024. (BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan Indonesia mampu mencapai swasembada energi dalam lima tahun. Penggunaan energi terbarukan dan peningkatan lifting minyak menjadi fokus utama pemerintah.

Generasi.co, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintahannya untuk mencapai swasembada energi sebagai salah satu prioritas utama dalam lima tahun mendatang.

Dalam pernyataannya, Prabowo Subianto optimistis Indonesia tidak lagi akan mengimpor bahan bakar minyak (BBM) pada 2029.

“Kita harus swasembada energi, dan sasaran kita adalah 100 persen energi yang digunakan di Indonesia diproduksi dari dalam negeri.”

“Saya yakin dalam waktu lima tahun, kita tidak lagi impor BBM,” ujar Prabowo saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, yang disiarkan secara virtual, Senin (20/1/2025).

Prabowo menekankan penggunaan sumber daya alam untuk energi terbarukan menjadi kunci dalam mewujudkan target tersebut.

Ia sebut Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Kerugian Akibat Impor Minyak

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami kerugian besar akibat masih bergantung pada impor minyak.

Menurutnya, impor minyak menyebabkan negara kehilangan sekitar Rp500 triliun setiap tahun.

“Saat ini lifting minyak kita hanya mencapai 590 hingga 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan nasional mencapai 1,6 juta barel per hari.”

“Akibatnya, kita harus mengimpor sekitar 1 juta barel per hari,” kata Bahlil dalam acara HUT ke-65 MKGR di Hotel Shangri-La, Minggu (19/1/2025).

Ia menambahkan tingginya impor minyak juga memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, sehingga memperburuk kondisi ekonomi nasional.

Target Ambisius: Lifting Minyak 1 Juta Barel per Hari

Untuk mengurangi ketergantungan pada impor minyak, Prabowo memberikan target ambisius kepada Kementerian ESDM.

Ia meminta lifting minyak ditingkatkan hingga mencapai 1 juta barel per hari pada 2028-2029.

“Kami targetkan, sesuai arahan Presiden, lifting minyak harus mencapai 1 juta barel per hari agar pada 2029 kita benar-benar bisa menghentikan impor minyak,” jelas Bahlil.

Target ini dinilai realistis jika pemerintah dapat mempercepat investasi di sektor hulu migas, memperbaiki regulasi, serta meningkatkan eksplorasi dan produksi di wilayah kerja migas yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Peluang dari Energi Terbarukan

Selain meningkatkan produksi minyak, pemerintah juga berupaya memaksimalkan potensi energi terbarukan seperti tenaga air, angin, surya, dan panas bumi.

PLTA Jatigede yang baru saja diresmikan menjadi salah satu langkah nyata dalam mewujudkan swasembada energi berbasis energi terbarukan.

Prabowo menyebut bahwa pengembangan energi terbarukan tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan menjaga kelestarian lingkungan.

“Kita memiliki potensi besar dalam energi terbarukan. Dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, saya yakin Indonesia bisa menjadi negara mandiri energi,” tambahnya.

Langkah Strategis Pemerintah

Untuk mencapai target swasembada energi, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, di antaranya:

  1. Meningkatkan Investasi di Sektor Migas
    Pemerintah akan mendorong lebih banyak investasi asing dan domestik untuk mempercepat eksplorasi dan produksi minyak.
  2. Pengembangan Infrastruktur Energi Terbarukan
    Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan air akan dipercepat di berbagai wilayah.
  3. Reformasi Kebijakan Energi
    Pemerintah berencana menyederhanakan regulasi untuk menarik investor dan mempercepat pengembangan sektor energi.
  4. Diversifikasi Energi
    Mendorong penggunaan bioenergi dan bahan bakar nabati sebagai alternatif BBM.
  5. Efisiensi Energi
    Kampanye hemat energi akan digalakkan untuk mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu.

Tantangan Menuju Swasembada Energi

Meski optimistis, sejumlah tantangan harus dihadapi untuk mencapai swasembada energi.

Salah satunya adalah keterbatasan teknologi dan pendanaan untuk eksplorasi migas serta pengembangan energi terbarukan.

Selain itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mewujudkan target ambisius ini.

Tanpa kerja sama yang solid, target swasembada energi dalam lima tahun bisa sulit tercapai.

Target swasembada energi yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada impor BBM dan memperkuat kemandirian energi nasional.

Dengan peningkatan lifting minyak dan pengembangan energi terbarukan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara yang mandiri energi pada 2029.

Namun, kerja keras, investasi, dan kolaborasi semua pihak menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi ini.

(BAS/Red)