Kronologi Pemindahan Kotak Suara Ricuh Bikin Satu Orang Kritis

Foto Ilustrasi: Kericuhan pecah di Kantor Camat Rawas Ilir, Musi Rawas Utara (Muratara), saat pemindahan kotak suara pemilihan umum (Pemilu), Rabu malam (27/11/2024), sekitar pukul 22.00 WIB. (Istimewa)
Foto Ilustrasi: Kericuhan pecah di Kantor Camat Rawas Ilir, Musi Rawas Utara (Muratara), saat pemindahan kotak suara pemilihan umum (Pemilu), Rabu malam (27/11/2024), sekitar pukul 22.00 WIB. (Istimewa)

Kericuhan di Kantor Camat Rawas Ilir, Musi Rawas Utara, terjadi saat pemindahan kotak suara Pilbup Muratara. Seorang korban dilaporkan kritis akibat luka senjata tajam.

Generasi.co, Jakarta – Kericuhan pecah di Kantor Camat Rawas Ilir, Musi Rawas Utara (Muratara), pada Rabu malam (27/11/2024), sekitar pukul 22.00 WIB.

Kejadian ini terjadi saat pemindahan kotak suara dari sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke kantor camat sebagai bagian dari proses Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Muratara.

Generasi.do menghimpun informasi dari berbagai sumber, Kamis (28/11/2024), insiden tersebut melibatkan dua kelompok pendukung pasangan calon (paslon) yang diduga memiliki perselisihan terkait proses pemilihan.

Kericuhan ini menyebabkan satu orang kritis dengan luka serius di bagian kepala akibat sabetan senjata tajam.

Kronologi Kejadian

Menurut keterangan saksi mata, Deni, suasana awalnya berjalan normal.

Tim pemindahan kotak suara sedang bersiap untuk pleno di Kantor Camat Rawas Ilir.

Namun, situasi berubah ketika rombongan dari salah satu paslon tiba di lokasi, diikuti oleh kelompok paslon lain yang kemudian memicu ketegangan.

“Keributan mulai saat rombongan kedua datang ke kantor camat. Tidak tahu siapa yang memulai, tetapi suasana langsung memanas,” ungkap Deni.

Saat kericuhan berlangsung, seorang pria mengalami luka parah di bagian belakang kepala akibat serangan senjata tajam jenis parang.

Korban segera dilarikan ke Puskesmas Bingin Teluk untuk mendapat pertolongan medis.

“Saya lihat ada yang dibacok di bagian kepala. Darahnya banyak sekali,” tambah Deni.

Polisi Turun Tangan Menangani Kericuhan

Kapolsek Rawas Ilir, Iptu Herwan Oktariansyah, membenarkan adanya insiden di kantor camat tersebut.

Pihak kepolisian segera datang ke lokasi untuk mengamankan situasi dan mengidentifikasi pelaku maupun korban.

“Benar, kami sedang menyelidiki peristiwa ini. Saat ini belum bisa kami simpulkan apa penyebab utama kericuhan,” ujar Herwan saat dikonfirmasi oleh media.

Selain menyelidiki TKP (Tempat Kejadian Perkara), pihak kepolisian juga fokus pada penanganan korban yang terluka.

Hingga kini, proses identifikasi masih berlangsung, termasuk mengumpulkan keterangan dari saksi di lokasi kejadian.

Korban dan Dugaan Penyebab Konflik

Korban yang mengalami luka serius hingga saat ini belum diungkap identitasnya.

Namun, kondisi kritis korban menjadi perhatian utama.

Menurut informasi awal, korban terlibat dalam perselisihan antara kedua kelompok, yang diduga dipicu oleh perbedaan kepentingan terkait hasil Pilkada Muratara.

Beberapa saksi mata menyebutkan bahwa konflik ini dipicu oleh kecurigaan terkait penghitungan suara atau dugaan manipulasi.

Namun, kepastian penyebab konflik masih menunggu hasil penyelidikan polisi.

Langkah Cepat Aparat Keamanan

Kericuhan yang terjadi di tengah proses Pilkada menjadi perhatian serius bagi pihak keamanan.

Polres Musi Rawas Utara telah mengerahkan tambahan personel untuk menjaga situasi di lokasi agar tidak semakin memburuk.

“Kami sudah meminta pengamanan ekstra untuk menghindari konflik lanjutan. Kondisi di kantor camat saat ini sudah mulai terkendali,” jelas Herwan.

Aparat juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi.

Dampak Kericuhan pada Proses Pilkada

Kericuhan ini diperkirakan akan mempengaruhi jalannya Pilkada di wilayah Muratara.

Proses pleno yang seharusnya berjalan lancar terpaksa tertunda akibat insiden tersebut.

Masyarakat setempat mengkhawatirkan potensi konflik lanjutan jika situasi tidak segera diselesaikan.

Pemerintah daerah bersama KPU (Komisi Pemilihan Umum) diharapkan dapat mengambil langkah tegas untuk memastikan proses Pilkada tetap berjalan dengan jujur dan adil.

Upaya Mendinginkan Suasana

Sebagai upaya untuk meredam konflik, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat berencana mengadakan mediasi antara kedua pihak yang terlibat.

Langkah ini diharapkan dapat menurunkan tensi dan mencegah kericuhan serupa di masa mendatang.

Menurut pengamat politik lokal, konflik seperti ini sering terjadi pada Pilkada di daerah rawan konflik, khususnya jika persaingan antar-paslon sangat ketat.

“Perlu pendekatan yang lebih persuasif untuk mencegah hal serupa terjadi lagi,” ungkapnya.

Kericuhan di Kantor Camat Rawas Ilir adalah pengingat betapa pentingnya menjaga kondusivitas dalam proses demokrasi.

Insiden ini tidak hanya melibatkan emosi para pendukung paslon, tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat dan kelancaran Pilkada.

Aparat keamanan dan penyelenggara Pilkada harus segera bertindak untuk menyelesaikan konflik ini secara hukum dan memastikan keadilan bagi semua pihak.

(BAS/Red)