Raksasa Pasar Modal Global Tinggalkan Indonesia, Ada Apa?

Foto Ilustrasi: Sejumlah raksasa pasar modal global seperti Schroders dan beberapa broker saham asing besar lainnya meninggalkan Indonesia. (Istimewa)
Foto Ilustrasi: Sejumlah raksasa pasar modal global seperti Schroders dan beberapa broker saham asing besar lainnya meninggalkan Indonesia. (Istimewa)

Sejumlah raksasa pasar modal global seperti Schroders dan beberapa broker saham asing besar lainnya meninggalkan Indonesia.

Generasi.co, Jakarta – Indonesia kembali kehilangan kehadiran sejumlah raksasa global di sektor pasar modal.

Terbaru, Schroders, perusahaan manajer investasi asal London, berencana menutup operasionalnya di Indonesia.

Langkah ini menyusul enam broker saham asing yang lebih dulu hengkang.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di pasar modal Indonesia?

Schroders: Pemangkasan Operasional di Indonesia

Schroders mengelola dana sekitar Rp 70 triliun di Indonesia, dengan mayoritas portofolio berada pada kelas aset saham.

Namun, CEO Schroders, Richard Oldfield, mengungkap keputusan ini adalah bagian dari strategi global untuk memangkas cabang yang berkinerja kurang baik demi meningkatkan profitabilitas.

Langkah ini diambil setelah Schroders mencatat pendapatan yang mengecewakan.

Keputusan ini juga mencerminkan tren global di mana perusahaan multinasional lebih memilih fokus pada pasar utama mereka.

6 Broker Saham Asing yang Sudah Hengkang

Sebelum Schroders, ada enam broker saham asing lainnya lebih dulu meninggalkan pasar modal Indonesia.

Dirangkum generasi.co, mereka adalah:

  1. PT Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI)
  2. PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia
  3. PT Merrill Lynch Sekuritas Indonesia
  4. PT Deutsche Sekuritas Indonesia
  5. PT Nomura Sekuritas Indonesia
  6. PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia

Berikut adalah ulasan rinci mengenai masing-masing perusahaan:

PT Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI)

Citigroup resmi menghentikan operasionalnya di Indonesia pada November 2021.

Langkah ini diambil seiring dengan penjualan bisnis consumer banking Citi di Indonesia dan belasan negara lainnya, termasuk Korea Selatan.

Alasan Penutupan

  • Kinerja bisnis yang tidak optimal.
  • Fokus pada restrukturisasi global.

Data Operasional

  • Terdaftar sebagai anggota bursa pada 7 Juli 2010.
  • Mengelola modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) sebesar Rp 293,36 miliar pada November 2021.

BEI mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) CSI, yang mengakhiri kiprahnya di pasar modal Indonesia.

PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia

Morgan Stanley menghentikan aktivitas perantara perdagangan efek pada Juni 2021.

Meski demikian, perusahaan ini tetap memfasilitasi perdagangan efek melalui kerja sama dengan broker lokal.

Penyebab Hengkang

Direktur BEI, Laksono Widodo, menyebut penurunan bobot saham ASEAN, termasuk Indonesia, dalam indeks MSCI sebagai salah satu faktor utama.

Saham-saham China yang masih masuk kategori emerging market menjadi kompetitor berat.

PT Merrill Lynch Sekuritas Indonesia (MLSI)

Merrill Lynch resmi menutup bisnis brokerage di Indonesia pada 2019.

Perusahaan ini merupakan anak usaha dari BofA Securities (Bank of America).

Sejarah Singkat

  • Berdiri sejak 1994.
  • Mendapatkan izin dari Bapepam-LK pada 1996.
  • Menjadi bagian dari restrukturisasi global Bank of America.

Penutupan ini terjadi karena perusahaan induknya, Bank of America, memilih fokus pada layanan di pasar utama.

PT Deutsche Sekuritas Indonesia

Deutsche Sekuritas menghentikan operasionalnya pada April 2020.

Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi masif Deutsche Bank Group yang memangkas 18.000 karyawan secara global.

Faktor Penutupan

  • Kerugian menahun.
  • Fokus pada pasar Eropa dan nasabah ritel.

Deutsche Sekuritas sebelumnya dikenal sebagai salah satu pemain besar di pasar modal Indonesia dengan kode perdagangan DB.

PT Nomura Sekuritas Indonesia

Nomura Sekuritas Indonesia mengurangi aktivitas brokerage di Indonesia pada 2019.

Meskipun demikian, perusahaan ini tetap menjalankan bisnis penjaminan emisi efek.

Sejarah dan Fokus

  • Berdiri sejak 1989.
  • Fokus pada layanan korporasi dan pasar utama.

PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia

Credit Suisse adalah perusahaan terakhir yang meninggalkan pasar modal Indonesia pada Desember 2023.

BEI mencabut SPAB perusahaan ini sebagai bagian dari proses likuidasi.

Penyebab Hengkang

  • Restrukturisasi global.
  • Fokus pada pasar utama di luar Indonesia.

Faktor-Faktor Penyebab Broker Asing Hengkang

Hengkangnya perusahaan-perusahaan besar ini tidak terjadi begitu saja.

Berikut beberapa alasan utama:

  1. Penurunan Bobot Saham ASEAN di MSCI
    Bobot saham ASEAN, termasuk Indonesia, dalam indeks MSCI terus menurun. Hal ini membuat pasar modal Indonesia kurang menarik bagi investor global.
  2. Persaingan Ketat dengan Pasar China
    Saham-saham China yang masih dianggap sebagai emerging market menjadi kompetitor utama saham ASEAN.
  3. Restrukturisasi Global
    Banyak perusahaan memilih fokus pada pasar utama mereka di Eropa, Amerika, atau China.
  4. Kondisi Pasar yang Tidak Stabil
    Fluktuasi pasar modal Indonesia membuat banyak perusahaan asing memutuskan untuk keluar.

Dampak bagi Pasar Modal Indonesia

Kepergian broker asing ini tentu berdampak pada ekosistem pasar modal Indonesia, antara lain:

  • Menurunnya Likuiditas Pasar: Kehilangan broker besar mengurangi aktivitas perdagangan.
  • Kurangnya Diversifikasi Investor: Fokus investor lebih banyak pada broker lokal.
  • Tantangan bagi Regulator: OJK dan BEI perlu mencari cara untuk meningkatkan daya tarik pasar modal Indonesia.

Fenomena hengkangnya raksasa global dari pasar modal Indonesia menunjukkan tantangan besar yang dihadapi oleh negara ini dalam menarik dan mempertahankan investor asing.

Langkah-langkah strategis dari regulator dan pelaku pasar diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

(BAS/Red)