Kecelakaan Beruntun di GT Ciawi, Komisi V DPR Soroti Kelayakan Kendaraan dan Fungsi Jembatan Timbang

Foto: Kecelakaan beruntun di Gerbang Tol (GT) Ciawi yang terjadi pada Rabu, 5 Februari 2025. (Istimewa)
Foto: Kecelakaan beruntun di Gerbang Tol (GT) Ciawi yang terjadi pada Rabu, 5 Februari 2025. (Istimewa)

Generasi.co, Jakarta – Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menilai insiden kecelakaan beruntun di Gerbang Tol (GT) Ciawi yang terjadi pada Rabu, 5 Februari 2025, harus menjadi perhatian serius semua pihak, terutama Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Tragedi kecelakaan beruntun yang melibatkan truk bermuatan galon air dengan rem blong ini menewaskan 8 orang dan melukai 11 orang.

Lasarus menekankan bahwa kelayakan kendaraan yang beroperasi di jalan raya merupakan tanggung jawab utama Kemenhub.

“Hasil investigasi sementara menunjukkan bahwa truk tersebut mengalami rem blong. Truk itu membawa muatan galon air.”

“Menurut saya, ini harus menjadi perhatian serius dari Kementerian Perhubungan. Sebab, kelayakan kendaraan yang beroperasi di jalan adalah tanggung jawab Kemenhub,” ujar Lasarus saat berbicara kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).

Sorotan Terhadap Jembatan Timbang dan Muatan Berlebih

Lasarus, yang juga merupakan politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menduga bahwa insiden ini terkait dengan tidak berfungsinya jembatan timbang.

Dia mempertanyakan apakah truk tersebut memenuhi standar muatan atau justru mengalami over dimension overload (ODOL).

“Titik kuncinya ada pada tiga hal. Pertama, soal ram check dari Kemenhub terhadap kelaikan kendaraan di jalan. Kedua, tidak berfungsinya jembatan timbang.”

“Ketiga, kita tidak tahu apakah kendaraan ini overloading atau over dimension. Jika memang muatannya melebihi kapasitas, kenapa truk itu diizinkan beroperasi? Bisa jadi rem blong terjadi karena muatan yang berlebihan,” jelas Lasarus.

Lebih lanjut, Lasarus menyatakan bahwa Komisi V DPR akan menunggu hasil investigasi lengkap dari kepolisian terkait kecelakaan ini.

Selain itu, Komisi V juga berencana menggelar rapat kerja (raker) dengan Kemenhub untuk membahas langkah-langkah perbaikan.

“Kita akan menunggu hasil investigasi dari kepolisian secepatnya. Setelah itu, kita akan melakukan perbaikan sistem. Besok, kami akan menggelar rapat kerja dengan Kemenhub untuk membahas masalah ini lebih lanjut,” ucapnya.

Pentingnya Pengawasan dan Penegakan Aturan

Insiden kecelakaan beruntun di GT Ciawi ini kembali soroti lemahnya pengawasan terhadap kelaikan kendaraan dan penegakan aturan di sektor transportasi.

Lasarus menegaskan bahwa pemerintah, khususnya Kemenhub, harus lebih tegas dalam menjalankan fungsinya.

“Kemenhub harus memastikan bahwa setiap kendaraan yang beroperasi di jalan raya memenuhi standar keselamatan.”

“Jembatan timbang harus berfungsi dengan baik untuk mencegah kendaraan overloading dan over dimension. Jika aturan ini tidak ditegakkan, kecelakaan serupa akan terus terjadi,” tegas Lasarus.

Langkah Preventif yang Dibutuhkan

Untuk mencegah terulangnya insiden serupa, Lasarus menyarankan beberapa langkah preventif, antara lain:

  1. Peningkatan fungsi jembatan timbang untuk memastikan tidak ada kendaraan yang melebihi kapasitas muatan.
  2. Pengawasan ketat terhadap perawatan kendaraan, terutama truk dan bus, oleh perusahaan angkutan.
  3. Pelatihan dan sertifikasi sopir secara berkala untuk meningkatkan kompetensi dan kesadaran keselamatan berkendara.
  4. Penegakan hukum yang tegas terhadap perusahaan atau pengemudi yang melanggar aturan keselamatan.

Respons Masyarakat dan Harapan ke Depan

Insiden kecelakaan beruntun di GT Ciawi ini telah memicu keprihatinan publik.

Banyak masyarakat yang berharap agar pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia.

“Kami berharap pemerintah tidak hanya menanggapi insiden ini secara reaktif, tetapi juga proaktif dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih aman.”

“Kecelakaan seperti ini tidak boleh terulang lagi,” ujar seorang warga Bogor yang enggan disebutkan namanya.

Kecelakaan beruntun di GT Ciawi menjadi pengingat betapa pentingnya pengawasan dan penegakan aturan di sektor transportasi.

Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah, perusahaan angkutan, dan masyarakat, diharapkan insiden serupa dapat dicegah di masa depan.

(BAS/Red)