Respons Eddy Soeparno Soal Anjloknya IHSG

Foto: Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno berdiskusi dengan Indonesian Food Security Review (IFSR) Ruang Rapat Pimpinan, Lantai 9, Gedung Nusantara III MPR/DPR/DPD, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/11/2024). (Istimewa)
Foto: Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno berdiskusi dengan Indonesian Food Security Review (IFSR) Ruang Rapat Pimpinan, Lantai 9, Gedung Nusantara III MPR/DPR/DPD, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/11/2024). (Istimewa)

Generasi.co, Jakarta – Menanggapi anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Selasa (18 Maret) yang lalu, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno meminta pemangku kebijakan sektor keuangan untuk menguatkan peran investor instituional domestik untuk menahan gejolak saham di masa mendatang.

“Kita semua mengetahui bahwa investor saham terbesar di BEI adalah investor asing dan investor ritel domestik. Kedua investor ini sangat rentan terhadap rumor” jelas Eddy Soeparno.

“Sehingga ketika ada berita ketidakpastian di pasar, mereka langsung mencari sarana investasi yang lebih stabil dan menjual portfolio sahamnya”

“Hal ini menyebabkan rentannya pasar modal kita terhadap sentimen negatif investor asing maupun ritel dalam negeri”, lanjut Eddy yang juga mantan bankir investasi Merrill Lynch.

“Sudah saatnya peran investor instituional domestik seperti BPJS Ketenagakerjaan, Taspen dan lembaga pengelola dana jangka panjang lainnya dikuatkan perannya untuk dapat menstabilkan pasar ketika menghadapi gejolak sebagaimana kita alami hari Selasa yang lalu”.

“Salah satu persyaratan agar lembaga instituional domestik ini bisa aktif menopang stabilitas pasar antara lain, adalah dengan merevisi peraturan yang melarang mereka melakukan  penjualan saham dalam rangka “cut loss” selama ini,” sambung Eddy.

“Toh hari ini (Rabu 19 Maret), OJK telah memperbolehkan buy back saham tanpa RUPS sebagai solusi jangkan pendek yang jitu.”

“Sekalian saja direvisi aturan cut loss tersebut agar peran investor institusional domestik semakin dominan” kata dia.

“Selain itu, untuk menghindari ramainya rumor yang menyebabkan ketidakpastian pasar, sebaiknya stakeholders, khususnya regulator ambil inisiatif untuk meredam berita-berita yang membingungkan pasar dengan memberikan penjelasan yang dapat menghentikan peredaran rumor tersebut lebih lanjut”, tutupnya.

(mpr.go.id)