Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan IMM Jakarta Pusat dan menekankan pentingnya akhlak dalam membangun generasi emas 2045. Apa saja yang dibahas?
Generasi.co, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A., menerima kunjungan Delegasi Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jakarta Pusat periode 2024-2025 di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Pertemuan yang berlangsung pada Selasa (14/01/2025) tersebut dipimpin oleh Ketua PC IMM Jakarta Pusat, Nabil.
Delegasi IMM datang untuk menyampaikan undangan kepada Hidayat Nur Wahid agar berkenan meresmikan dialog intelektual, kepemimpinan, kewirausahaan, ASN, dan politik yang akan digelar pada Jumat, 14 Februari 2025, di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta.
Dukungan HNW untuk Dialog IMM Jakarta Pusat
Hidayat Nur Wahid, yang akrab disapa HNW, menyambut baik undangan tersebut.
Ia mengapresiasi inisiatif IMM Jakarta Pusat untuk menggelar dialog yang bertujuan meningkatkan kapasitas intelektual dan kepemimpinan mahasiswa.
Menurutnya, langkah ini sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi 2045.
“Generasi emas 2045 tidak bisa tercipta secara instan. Mahasiswa harus kreatif dan siap menghadapi tantangan zaman dengan visi yang jelas,” ujar HNW.
Darurat Sosial: Tantangan Besar Menuju Generasi Emas
Dalam pertemuan tersebut, HNW juga soroti berbagai tantangan sosial yang tengah dihadapi bangsa Indonesia.
Salah satu isu yang ia angkat adalah darurat filisida, yakni fenomena orang tua yang tega membunuh anaknya sendiri.
“Bagaimana kita membayangkan generasi emas jika anak-anak merasa cemas, bahkan terhadap orang tua mereka sendiri? Ini adalah krisis yang harus segera diatasi,” tegas HNW.
Ia menambahkan bahwa Indonesia juga menghadapi berbagai kedaruratan lain, seperti kekerasan seksual, judi online, narkoba, dan kekerasan anak terhadap orang tua.
Semua ini, menurut HNW, membutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan peran negara, masyarakat, dan individu.
Kembali kepada Akhlakul Karimah
HNW menekankan pentingnya kembali kepada akhlakul karimah sebagai landasan dalam membangun generasi emas.
Ia mengutip ajaran Islam yang memerintahkan setiap individu untuk menjaga diri dan keluarganya dari keburukan, sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Tahrim ayat 6.
“Etika bisa diperdebatkan karena sifatnya subjektif. Tetapi akhlak memiliki batasan yang konkret dan nilai ibadah yang terhubung dengan Allah.”
“Nabi Muhammad SAW diutus untuk memperbaiki akhlak umat manusia, dan ini harus menjadi pegangan generasi muda,” jelas HNW.
Gerakan Tajdid: Inspirasi dari KH Ahmad Dahlan
HNW mengajak IMM untuk melanjutkan semangat pembaruan (tajdid) yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan.
Gerakan ini, menurutnya, harus dimulai dari hal-hal mendasar, seperti kewajiban anak menghormati orang tua dan orang tua menyayangi anak-anak mereka.
“Jika rasa hormat dan kasih sayang hilang, generasi muda akan tumbuh dalam kecemasan dan kehilangan potensi untuk menjadi generasi emas,” ujarnya.
Peran IMM dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Sebagai organisasi mahasiswa yang memiliki sejarah panjang dalam membangun karakter pemuda, IMM diharapkan dapat menjadi motor penggerak perubahan.
HNW menekankan bahwa IMM harus menanamkan nilai-nilai akhlak, bukan hanya mengandalkan intelektualisme semata.
“Kalau hanya intelektual, pembunuhan pun bisa dicari pembenarannya. Tetapi dengan akhlak, generasi muda akan memiliki landasan moral yang kokoh untuk menghadapi tantangan zaman,” kata HNW.
Ia juga mengingatkan bahwa bonus demografi bisa menjadi pedang bermata dua.
Jika tidak dikelola dengan baik, bonus demografi justru dapat membawa dampak negatif.
Oleh karena itu, generasi muda harus dipersiapkan untuk menjadi pilar pembangunan bangsa.
Kunjungan IMM Jakarta Pusat ke Hidayat Nur Wahid mencerminkan pentingnya kolaborasi antara pemimpin bangsa dan organisasi mahasiswa dalam mempersiapkan generasi emas 2045.
Dengan menekankan nilai-nilai akhlakul karimah, dialog intelektual, dan gerakan tajdid, IMM diharapkan dapat menjadi pelopor perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.