Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman akan memimpin konferensi tentang pembentukan negara Palestina pada Juni mendatang.
Generasi.co, Jakarta – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan langkah besar dalam upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Bersama Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Macron akan menjadi ketua bersama sebuah konferensi internasional yang direncanakan digelar pada Juni tahun depan.
Pengumuman ini disampaikan oleh Macron dalam kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi pada Kamis (5/12/2024), seperti yang dilaporkan kantor berita Agence France-Presse (AFP) dikutip Generasi.co.
Langkah tersebut merupakan bagian dari inisiatif diplomatik bersama untuk mendorong solusi dua negara sebagai penyelesaian konflik Israel-Palestina.
“Kami telah memutuskan untuk menjadi ketua bersama sebuah konferensi untuk kedua negara tersebut pada bulan Juni tahun depan,” ujar Macron, merujuk pada Israel dan Palestina.
Dorongan Baru untuk Solusi Dua Negara
Macron tegaskan pentingnya menciptakan momentum diplomatik yang melibatkan berbagai pihak internasional.
Menurutnya, konferensi ini bertujuan untuk mengonsolidasikan dukungan internasional bagi pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Dalam pernyataannya, Macron menjelaskan bahwa pengakuan terhadap Palestina akan dilakukan “pada saat yang tepat,” ketika hal tersebut dapat memicu pengakuan timbal balik yang mendukung Israel.
“Kami ingin melibatkan beberapa mitra dan sekutu lainnya, baik Eropa maupun non-Eropa, yang siap untuk bergerak ke arah ini tetapi yang menunggu Prancis,” kata Macron.
Dia juga menyebut bahwa konferensi tersebut bertujuan untuk memastikan solusi dua negara tetap relevan, dengan memberikan jaminan keamanan bagi Israel sekaligus memenuhi aspirasi rakyat Palestina.
Posisi Arab Saudi dalam Konflik Israel-Palestina
Arab Saudi menjadi pemain kunci dalam upaya diplomatik ini.
Selama ini, kerajaan tersebut menegaskan bahwa mereka tidak akan mengakui Israel tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Kerja sama antara Prancis dan Arab Saudi menunjukkan keseriusan kedua negara dalam mendorong solusi damai yang berkeadilan.
Konferensi ini diharapkan menjadi langkah konkret untuk mendorong pembentukan negara Palestina yang diakui secara internasional.
Dimensi Strategis: Kerja Sama Prancis-Arab Saudi
Selain isu Palestina, kunjungan Macron ke Arab Saudi juga membahas penguatan kerja sama bilateral, terutama di bidang pertahanan.
Macron mengungkapkan bahwa Prancis dan Arab Saudi memiliki “keinginan untuk bergerak maju” terkait kesepakatan penjualan jet tempur Rafale ke kerajaan tersebut.
“Dalam hal keamanan dan pertahanan, kami telah dengan sangat jelas meningkatkan banyak hal… dengan keinginan untuk bergerak maju mengenai Rafale, yang merupakan perubahan besar dalam hubungan bilateral,” ujar Macron kepada wartawan.
Langkah ini menunjukkan hubungan yang semakin erat antara Prancis dan Arab Saudi, yang tidak hanya terbatas pada isu keamanan tetapi juga diplomasi multilateral.
Dinamika Politik Pengakuan Palestina
Pengakuan terhadap Palestina sebagai negara merdeka telah menjadi isu yang sensitif dalam politik internasional.
Prancis sendiri telah lama menyatakan dukungan terhadap solusi dua negara, namun pengakuan resmi terhadap Palestina oleh Paris belum dilakukan.
Macron menekankan bahwa langkah pengakuan harus dilakukan secara strategis untuk memastikan dampak positif bagi stabilitas regional.
Dia juga menyebut bahwa pengakuan terhadap Palestina harus diiringi dengan jaminan keamanan bagi Israel.
Tantangan dalam Solusi Dua Negara
Meskipun solusi dua negara sering disebut sebagai jalan keluar terbaik, pelaksanaannya di lapangan menghadapi berbagai tantangan, seperti:
- Pembangunan Permukiman Israel: Permukiman di Tepi Barat yang terus meluas menjadi hambatan besar bagi realisasi negara Palestina yang merdeka.
- Ketegangan Politik Regional: Konflik antara kelompok-kelompok di Palestina dan sikap keras beberapa elemen di Israel kerap mempersulit proses negosiasi.
- Kurangnya Dukungan Internasional yang Solid: Meskipun banyak negara mendukung solusi dua negara, perbedaan kepentingan sering menghambat aksi konkret.
Menggalang Dukungan Internasional
Konferensi yang dipimpin oleh Prancis dan Arab Saudi ini diharapkan dapat menggalang dukungan dari negara-negara lain, baik dari kawasan Eropa maupun Timur Tengah.
Macron menyebut bahwa konferensi tersebut akan mengundang mitra-mitra internasional yang memiliki pandangan serupa.
Langkah ini juga mencerminkan peran penting Arab Saudi sebagai pemimpin di dunia Islam, yang dapat mendorong negara-negara lain di kawasan untuk mendukung solusi damai.
Harapan bagi Perdamaian di Timur Tengah
Kerja sama antara Prancis dan Arab Saudi dalam memimpin konferensi ini merupakan langkah positif untuk memecah kebuntuan dalam konflik Israel-Palestina.
Dengan melibatkan berbagai mitra internasional, konferensi ini diharapkan mampu menciptakan momentum baru bagi solusi dua negara.
Namun, keberhasilan langkah ini sangat bergantung pada komitmen semua pihak yang terlibat, baik di tingkat regional maupun global.
Bagi rakyat Palestina, konferensi ini memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
(BAS/Red)