Direktur Utama Pertamina: Saya Menyampaikan Permohonan Maaf Sebesar-besarnya

Foto: Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri. (Wikipedia)
Foto: Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri. (Wikipedia)

Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri meminta maaf atas kasus korupsi yang menjerat anak usaha Pertamina. Ia berjanji memperbaiki tata kelola perusahaan dan mendukung penyelidikan Kejaksaan Agung.

Generasi.co, Jakarta – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas kasus hukum yang menjerat anak usaha Pertamina terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada periode 2018-2023.

Kasus ini menjadi ujian besar bagi Pertamina dan telah mengguncang kepercayaan publik terhadap perusahaan pelat merah tersebut.

Dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2025), Simon menegaskan bahwa pihaknya menghormati langkah hukum yang diambil Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengusut kasus ini.

Ia menyebut, Pertamina siap bekerja sama dan memberikan dukungan penuh kepada aparat penegak hukum untuk memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Pada kesempatan ini, saya Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama Pertamina menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir.”

“Ini adalah peristiwa yang memukul kita semua dan tentunya menjadi salah satu ujian besar yang dihadapi Pertamina,” kata Simon.

Simon juga menyampaikan apresiasi terhadap Kejaksaan Agung atas langkah tegas dalam mengungkap dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anak perusahaan Pertamina.

Pertamina Bentuk Crisis Centre untuk Evaluasi Tata Kelola

Sebagai langkah perbaikan, Pertamina telah membentuk tim crisis centre untuk mengevaluasi keseluruhan proses bisnis perusahaan, khususnya dalam aspek operasional dan tata kelola perusahaan.

Tim ini bertugas untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem pengawasan internal, agar kasus serupa tidak terulang di masa depan.

“Kami berkomitmen untuk melakukan perbaikan menyeluruh agar tata kelola Pertamina menjadi lebih baik. Saya sebagai pucuk pimpinan perusahaan akan berdiri di garis terdepan memastikan bahwa Pertamina tetap menjadi kebanggaan rakyat Indonesia,” tegas Simon.

Ia juga menambahkan bahwa komitmen Pertamina dalam menjalankan prinsip Good Corporate Governance (GCG) tetap menjadi prioritas utama.

“Ini menjadi kesempatan bagi kami untuk introspeksi dan memperbaiki diri, sehingga ke depan Pertamina dapat lebih transparan, akuntabel, dan profesional dalam menjalankan bisnisnya,” sambungnya.

Simon memastikan bahwa Pertamina akan mendukung penuh proses hukum yang sedang berlangsung.

Pihaknya akan menyediakan data dan keterangan yang dibutuhkan oleh penyidik, agar kasus ini bisa segera diusut hingga tuntas.

“Kami siap membantu Kejaksaan Agung dalam kasus ini, baik dalam hal penyajian data maupun keterangan tambahan yang diperlukan.”

“Harapan kami, proses hukum ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya.

Lebih lanjut, Simon menegaskan jika ada tindakan atau kebijakan Pertamina yang menyakiti hati dan kepercayaan masyarakat, pihaknya dengan rendah hati menyampaikan permohonan maaf.

“Pertamina adalah aset bangsa yang harus dijaga integritasnya. Kami akan terus berupaya membangun kembali kepercayaan masyarakat dengan melakukan berbagai langkah perbaikan dalam tata kelola bisnis perusahaan,” tambahnya.

Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina telah merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun.

Skandal ini melibatkan beberapa pejabat tinggi di anak usaha Pertamina, termasuk PT Pertamina Patra Niaga dan PT Pertamina International Shipping.

Kejaksaan Agung telah menetapkan sembilan orang sebagai tersangka, termasuk pejabat di Pertamina dan pihak swasta.

Para tersangka diduga memanipulasi impor dan ekspor minyak mentah, serta melakukan praktik mark-up kontrak pengiriman minyak yang menyebabkan kerugian besar bagi negara.

Beberapa nama tersangka yang telah ditetapkan antara lain:

  1. Riva Siahaan – Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga
  2. Sani Dinar Saifuddin – Direktur Feedstock and Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional
  3. Yoki Firnandi – Direktur Utama PT Pertamina International Shipping
  4. Agus Purwono – VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional
  5. Maya Kusmaya – Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga
  6. Edward Corne – VP Trading Produk Pertamina Patra Niaga

Selain itu, tiga tersangka lainnya berasal dari sektor swasta yang berperan sebagai broker dalam skandal ini.

Skandal ini menjadi pukulan besar bagi kredibilitas Pertamina sebagai perusahaan energi nasional.

Kepercayaan publik terhadap tata kelola perusahaan semakin dipertanyakan, mengingat kasus ini melibatkan pejabat tinggi di lingkup internal perusahaan.

Banyak pihak menilai skandal ini bukan hanya merugikan negara, tetapi juga masyarakat luas.

Dugaan praktik pengoplosan BBM antara Pertamax dan Pertalite yang dilakukan dalam skandal ini berpotensi merugikan konsumen dengan kualitas bahan bakar yang tidak sesuai standar.

Langkah Perbaikan untuk Mencegah Kasus Serupa

Sebagai langkah perbaikan, Pertamina berjanji akan meningkatkan transparansi dan pengawasan internal dalam tata kelola bisnisnya. Beberapa langkah yang akan diambil di antaranya:

  1. Evaluasi sistem pengadaan minyak mentah dan produk kilang untuk mencegah penyimpangan dalam proses impor dan ekspor.
  2. Peningkatan sistem pengawasan internal guna memastikan praktik bisnis yang bersih dan transparan.
  3. Penerapan teknologi digital dalam sistem pemantauan operasional, sehingga setiap transaksi dapat diaudit secara real-time.
  4. Kolaborasi dengan lembaga anti-korupsi, seperti KPK dan Kejaksaan Agung, untuk mencegah adanya praktik curang di masa mendatang.

Simon Aloysius Mantiri menutup pernyataannya dengan kembali menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.

“Sekali lagi, mewakili keluarga besar Pertamina, kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia.”

“Kami berkomitmen untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat dan menjadikan Pertamina lebih baik di masa depan,” pungkasnya.

(BAS/Red)