Ketua KPK terpilih Setyo Budiyanto menegaskan bahwa operasi tangkap tangan (OTT) akan tetap dilakukan di masa kepemimpinannya. Namun, ia menyatakan bahwa pelaksanaannya akan lebih selektif dan fokus pada kasus-kasus prioritas.
Generasi.co, Jakarta – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih, Setyo Budiyanto, memastikan operasi tangkap tangan (OTT) tetap akan menjadi bagian dari strategi pemberantasan korupsi di bawah kepemimpinannya.
Penegasan ini ia sampaikan usai disahkan menjadi pimpinan KPK dalam rapat paripurna DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis (5/12/2024).
“Sebagaimana apa yang saya sampaikan pada saat fit and proper test, OTT tetap lanjut,” ujar Setyo kepada awak media.
OTT: Pintu Masuk Perkara Lebih Besar
Dalam pandangan Setyo, OTT memiliki peran strategis sebagai pintu masuk untuk mengungkap kasus-kasus korupsi yang lebih besar.
Ia menyebut bahwa meskipun jumlah OTT tidak harus banyak, pendekatan ini tetap relevan dengan selektivitas yang lebih tinggi untuk memastikan efektivitas dan akurasi.
“OTT itu masih diperlukan. Karena kenapa diperlukan? OTT adalah pintu masuk terhadap perkara-perkara yang diperlukan untuk bisa membuka perkara yang lebih besar,” tegasnya.
Setyo juga menyoroti pentingnya pendekatan yang hati-hati dalam melaksanakan OTT untuk meminimalkan risiko gugatan praperadilan yang sering menjadi tantangan bagi KPK.
OTT Akan Dilakukan Lebih Selektif dan Prioritas
Salah satu perubahan yang akan diterapkan Setyo adalah pelaksanaan OTT yang lebih selektif dengan fokus pada kasus-kasus prioritas.
Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk efisiensi tetapi juga untuk menjaga kualitas hasil kerja KPK dalam memberantas korupsi.
“Memang, OTT ini tidak perlu harus banyak, betul-betul selektif, prioritas, tetapi masih diperlukan untuk saat ini. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi hal-hal seperti praperadilan,” kata Setyo.
Pendekatan ini diharapkan mampu memperkuat posisi KPK dalam menangani kasus-kasus besar sekaligus menjaga integritas proses hukum.
Pernyataan Terkait Johanis Tanak yang Ingin Hapus OTT
Menanggapi isu bahwa salah satu pimpinan KPK, Johanis Tanak, sebelumnya menyebut ingin menghapus OTT, Setyo menganggap hal tersebut kemungkinan hanya terkait istilah atau nomenklatur.
“Saya yakin itu hanya sifatnya apakah penjelasan beliau dari sisi nomenklatur atau dari sisi penamaan saja,” ujar Setyo.
Namun, Setyo menegaskan bahwa ia belum bertemu dengan Johanis untuk membahas hal tersebut secara mendalam.
Komitmen Setyo di Uji Kelayakan Komisi III DPR
Saat menjalani uji kelayakan di Komisi III DPR RI pada Senin (18/11), Setyo Budiyanto telah memaparkan pandangannya terkait pentingnya OTT.
Dalam sesi tersebut, ia menjawab pertanyaan anggota DPR Bob Hasan mengenai peran OTT di masa depan.
Bob Hasan bertanya apakah KPK akan lebih fokus pada OTT atau menggunakan pola-pola penegakan hukum lainnya seperti yang dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan.
Setyo menegaskan bahwa OTT tetap relevan dan menjadi salah satu alat penting dalam memberantas korupsi.
“Menurut kami, OTT itu masih diperlukan, karena OTT adalah pintu masuk terhadap perkara-perkara yang lebih besar,” jawabnya.
OTT di Tengah Perkembangan Strategi KPK
OTT telah lama menjadi ikon dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Metode ini dianggap efektif karena memberikan bukti langsung atas tindakan korupsi, sekaligus menunjukkan komitmen nyata KPK dalam menangani kejahatan luar biasa tersebut.
Namun, pelaksanaan OTT juga menghadapi kritik, terutama terkait risiko penyalahgunaan kewenangan dan potensi gugatan hukum.
Oleh karena itu, KPK di bawah kepemimpinan Setyo Budiyanto akan memastikan bahwa setiap OTT dilakukan secara profesional, selektif, dan berdasarkan prioritas.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
KPK di era kepemimpinan Setyo Budiyanto menghadapi tantangan besar, termasuk mempertahankan kepercayaan publik di tengah sorotan terhadap efektivitas lembaga antirasuah ini.
Pendekatan selektif dan prioritas dalam OTT diharapkan dapat menjawab kebutuhan akan langkah-langkah pemberantasan korupsi yang lebih strategis.
Di sisi lain, dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan legislatif, tetap menjadi kunci keberhasilan KPK dalam menjalankan tugasnya.
Komitmen untuk menjaga independensi lembaga juga harus terus dipertahankan.
Sebagai Ketua KPK terpilih, Setyo Budiyanto menegaskan bahwa operasi tangkap tangan (OTT) akan tetap menjadi bagian dari strategi pemberantasan korupsi, meskipun dengan pendekatan yang lebih selektif dan prioritas.
Langkah ini menunjukkan komitmen KPK untuk tetap relevan dalam menghadapi tantangan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Dengan strategi yang terukur, diharapkan KPK dapat terus menjadi ujung tombak dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi.
(BAS/Red)