Trump Soal Tabrakan Maut Pesawat Penumpang dan Helikopter di AS: Saya Punya Akal Sehat

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump. (Wikipedia)
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump. (Wikipedia)

Investigasi tabrakan maut antara pesawat American Airlines dan helikopter Black Hawk di AS masih berlangsung. Presiden Trump sebut faktor keberagaman sebagai penyebab.

Generasi.co, Jakarta – Investigasi atas tabrakan maut antara pesawat penumpang American Airlines dan helikopter militer Black Hawk di dekat Bandara Nasional Reagan, Washington, DC, masih terus berlanjut.

Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menyatakan bahwa proses investigasi membutuhkan waktu untuk menentukan penyebab pasti insiden tragis ini.

Ketua NTSB Jennifer Homendy menegaskan bahwa tim investigator sedang melakukan misi keselamatan dengan pendekatan yang sangat hati-hati.

“Kami melihat fakta… dan itu akan memakan waktu,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (31/1/2025).

Anggota dewan NTSB Todd Inman juga menekankan bahwa tidak akan ada kesimpulan cepat mengenai penyebab tabrakan tersebut.

“Kami belum tahu cukup banyak fakta untuk dapat mengesampingkan atau menyingkirkan faktor manusia, faktor mekanis, atau faktor lainnya. Ini adalah bagian dari proses investigasi kami,” jelas Inman.

Insiden Tragis yang Menewaskan 67 Orang

Tabrakan terjadi pada Rabu malam (29/1/2025) ketika pesawat penumpang American Airlines jenis Bombardier CRJ700 akan mendarat di Bandara Nasional Reagan setelah penerbangan rutin dari Kansas.

Pesawat tersebut bertabrakan di udara dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS.

Dari total 64 penumpang dan awak pesawat serta tiga personel militer di helikopter, tidak ada korban selamat yang ditemukan.

Sejauh ini, 53 jenazah telah berhasil dievakuasi, sementara 14 korban lainnya masih dinyatakan hilang.

Kontroversi Komentar Presiden Trump

Sementara investigasi masih berlangsung, Presiden AS Donald Trump membuat pernyataan kontroversial dengan menyalahkan program keberagaman yang dijalankan oleh pemerintahan sebelumnya.

Trump menuding bahwa praktik rekrutmen yang beragam, yang diperjuangkan oleh mantan Presiden Barack Obama dan Joe Biden, telah memengaruhi kualitas pilot helikopter.

“Karena saya punya akal sehat, oke?” kata Trump ketika ditanya bagaimana ia sampai pada kesimpulan tersebut.

Ia menambahkan bahwa program untuk melawan rasisme dan seksisme justru membuat warga Amerika yang handal tidak mendapatkan pekerjaan yang bertanggung jawab.

Pernyataan Trump diperkuat oleh Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth.

Keduanya bergantian menyampaikan bahwa langkah-langkah keberagaman telah mengurangi standar rekrutmen di militer AS.

Respons Publik dan Kritik

Komentar Trump menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk para ahli keselamatan penerbangan dan politisi oposisi.

Mereka menilai bahwa pernyataan tersebut tidak didasarkan pada fakta investigasi dan justru memecah belah di tengah situasi yang sudah memilukan.

“Pernyataan seperti ini tidak membantu proses investigasi dan hanya menambah luka bagi keluarga korban,” ujar seorang anggota Kongres dari Partai Demokrat.

Apa yang Diharapkan Selanjutnya?

Tim investigator NTSB akan terus mengumpulkan data, termasuk rekaman black box dari kedua pesawat, laporan cuaca, dan komunikasi antara pilot dengan menara kontrol.

Mereka juga akan memeriksa kemungkinan adanya kesalahan teknis, human error, atau faktor lain yang berkontribusi terhadap insiden ini.

Sementara itu, keluarga korban dan masyarakat AS menunggu jawaban yang jelas dan transparan dari pihak berwenang.

Insiden ini menjadi pengingat betapa pentingnya keselamatan dalam dunia penerbangan, baik untuk pesawat sipil maupun militer.

Tabrakan maut antara pesawat American Airlines dan helikopter Black Hawk di Washington, DC, telah menewaskan 67 orang.

Investigasi masih berlangsung, sementara komentar kontroversial Presiden Trump tentang faktor keberagaman menambah kompleksitas situasi.

Semoga proses investigasi yang hati-hati dapat memberikan kejelasan dan pembelajaran untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

(BAS/Red)