Alasan Bambang Soesatyo Dukung Gagasan Lumbung Pangan Prabowo Subianto

Foto: Bambang Soesatyo (Bamsoet), Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15. (mpr.go.id)
Foto: Bambang Soesatyo (Bamsoet), Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15. (mpr.go.id)

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mendukung gagasan Presiden RI Prabowo Subianto soal lumbung pangan dari tingkat nasional hingga desa.

Generasi.co, Jakarta – Anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengapresiasi gagasan Presiden RI Prabowo Subianto tentang pembentukan lumbung pangan yang terintegrasi dari tingkat nasional hingga desa.

Bambang Soesatyo menilai strategi ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuka lapangan kerja di berbagai daerah, terutama di wilayah pedesaan.

“Kami memaknai gagasan presiden ini sebagai strategi baru untuk sekaligus mewujudkan dua tujuan yang sangat strategis, yakni menuju swasembada pangan dan penciptaan lapangan kerja dari sektor tanaman pangan di semua pelosok desa,” ujar Bamsoet dalam keterangannya dikutip generasi.co, Kamis (12/12/2024).

Menurutnya, konsep ini relatif mudah diwujudkan karena hampir seluruh aspeknya dapat mengandalkan potensi dalam negeri, seperti sumber daya manusia, lahan, dan teknologi berbasis kearifan lokal.

Peluang Ekonomi dan Solusi Lapangan Kerja

Bamsoet menjelaskan bahwa gagasan lumbung pangan tidak hanya bermanfaat bagi ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuka peluang besar bagi daerah untuk menciptakan lapangan kerja di sektor pertanian.

“Ketika program pengembangan itu mulai berproses, akan tercipta lapangan kerja di daerah. Karena itu, sangat penting dan strategis bagi setiap pemerintah daerah menyelaraskan program prioritasnya dengan gagasan presiden tentang lumbung pangan,” kata Bamsoet.

Ia juga menambahkan, potensi besar sektor pertanian sudah terlihat dari data Sensus Pertanian 2023 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat ada 27.799.280 petani di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, petani milenial (berusia 19-39 tahun) mencapai 6,18 juta orang atau 21,93 persen, sementara petani generasi Z (berusia 11-26 tahun) berjumlah 2,14 persen.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang mengelola tanaman pangan juga cukup besar, mencapai 15.550.786 rumah tangga.

Data ini menunjukkan sektor pertanian memiliki potensi besar untuk mendukung swasembada pangan sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

Pentingnya Melindungi Lahan Pertanian yang Ada

Bamsoet menekankan bahwa untuk mencapai swasembada pangan, pemerintah daerah perlu memperhatikan keberlanjutan areal pertanian yang ada.

Ia menyoroti ancaman alih fungsi lahan pertanian yang dapat menghambat upaya pencapaian ketahanan pangan.

“Faktor lain yang patut menjadi perhatian semua pemerintah daerah adalah merawat dan melindungi areal pertanian yang sudah ada. Demi terwujudnya swasembada pangan, alih fungsi lahan pertanian harus dihentikan,” tegasnya.

Ia mengajak semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun masyarakat, untuk bersama-sama menjaga lahan pertanian sebagai salah satu aset strategis bangsa.

Strategi Berbasis Kearifan Lokal untuk Swasembada Pangan

Bamsoet menggarisbawahi bahwa salah satu kekuatan utama gagasan lumbung pangan adalah penggunaan sumber daya lokal dan kearifan masyarakat desa.

Dengan memanfaatkan potensi lokal, Indonesia tidak perlu terlalu bergantung pada investasi asing atau teknologi canggih.

“Segala aspeknya bisa dimulai dengan mengandalkan semua potensi dalam negeri dan kearifan lokal,” ujar Bamsoet.

Program ini, lanjut Bamsoet, akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat desa, baik dalam bentuk peningkatan produktivitas pertanian maupun penguatan perekonomian desa secara mandiri.

Prabowo: Swasembada Pangan Adalah Bagian dari Ketahanan Nasional

Dalam acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Transfer ke Daerah (TKD) tahun 2025 di Istana Negara, Selasa (10/12/2024), Presiden RI Prabowo kembali menegaskan pentingnya swasembada pangan sebagai bagian tidak terpisahkan dari ketahanan nasional.

“Swasembada pangan menjadi target yang tidak bisa ditawar-tawar. Setiap desa harus mempunyai tanah yang dialokasikan khusus untuk produksi tanaman pangan,” tegas Prabowo.

Presiden berharap setiap daerah dapat memanfaatkan potensi lokalnya untuk mengembangkan lumbung pangan yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan perekonomian daerah.

Lumbung Pangan Masa Depan Indonesia

Gagasan Presiden RI Prabowo Subianto tentang lumbung pangan dari tingkat nasional hingga desa merupakan strategi besar untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan menciptakan lapangan kerja di daerah.

Dukungan penuh dari pemerintah daerah dan semua elemen masyarakat diperlukan untuk merealisasikan gagasan ini.

Dengan potensi besar sektor pertanian dan jumlah petani yang signifikan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai swasembada pangan.

Namun, keberhasilan program ini membutuhkan komitmen untuk menjaga lahan pertanian dan memanfaatkan kearifan lokal secara maksimal.

Lumbung pangan bukan hanya tentang menyediakan bahan makanan, tetapi juga membangun masa depan yang berkelanjutan bagi rakyat Indonesia, terutama di wilayah pedesaan.

(BAS/Red)