Generasi.co, Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengungkapkan bahwa harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji 3 kilogram (kg) di Jakarta lebih rendah dibandingkan dengan daerah penyangga.
Akibatnya, banyak warga dari daerah sekitar yang membeli elpiji subsidi di Jakarta, yang berimbas pada berkurangnya pasokan untuk warga ibu kota.
Untuk mengatasi ketidakseimbangan ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menaikkan HET elpiji 3 kg agar setara dengan harga yang berlaku di daerah penyangga.
“Berdasarkan laporan dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta, perlu kami sampaikan bahwa HET elpiji 3 kg di Jakarta relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah penyangga,” kata Teguh Setyabudi di Kawasan Ancol, Jakarta Utara, Selasa (4/2/2025).
Perbedaan HET Elpiji 3 Kg antara Jakarta dan Daerah Penyangga
Meskipun tidak merinci angka pasti perbedaan harga, Teguh menyebut bahwa selisih harga ini memicu warga dari daerah sekitar membeli elpiji subsidi di Jakarta.
Fenomena ini menyebabkan alokasi gas subsidi di Jakarta menjadi tidak mencukupi untuk kebutuhan warganya sendiri.
“Secara faktual, daerah-daerah penyangga tersebut mengambil alokasi elpiji dari Jakarta karena harga di sini lebih murah dibandingkan HET di wilayah mereka.”
“Tentu saja ini berdampak kurang baik bagi Jakarta, karena menyebabkan stok elpiji di ibu kota menjadi relatif lebih sedikit,” jelasnya.
Untuk memastikan distribusi berjalan dengan baik, Teguh meminta jajarannya lebih aktif memantau pasokan dan distribusi gas elpiji 3 kg di lapangan.
“Saya menginstruksikan seluruh jajaran terkait untuk rutin turun ke lapangan guna mengecek ketersediaan elpiji subsidi, memantau distribusi, serta mengambil langkah-langkah strategis agar kelangkaan elpiji bisa segera diatasi,” ujarnya.
HET Elpiji 3 Kg Jakarta Tak Berubah Sejak 2015
Kepala Disnakertrans dan Energi Provinsi DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengungkapkan bahwa HET elpiji 3 kg di Jakarta belum mengalami kenaikan sejak tahun 2015.
Sementara itu, daerah penyangga Jakarta telah menyesuaikan harga sejak 2019.
“HET elpiji di Jakarta sudah 10 tahun tidak berubah, sejak diterbitkannya Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 45 Tahun 2015.”
“Sementara itu, daerah-daerah sekitar Jakarta sudah menyesuaikan harga sejak 2019. Jadi, sebenarnya harga di Jakarta sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini,” kata Hari Nugroho.
Ia menegaskan bahwa penyesuaian harga di Jakarta bertujuan untuk menghindari perpindahan alokasi elpiji subsidi dari Jakarta ke daerah penyangga.
Dengan adanya kesetaraan harga, diharapkan distribusi elpiji subsidi lebih adil dan merata bagi masyarakat yang memang berhak mendapatkannya.
“Kami ingin menyamakan harga elpiji di Jakarta dengan daerah sekitar, sehingga tidak terjadi perbedaan yang menyebabkan perpindahan alokasi dari Jakarta ke daerah penyangga,” tambahnya.
Pemantauan Ketat Distribusi Elpiji 3 Kg
Selain rencana kenaikan HET, Pemprov DKI Jakarta juga akan terus memperketat pengawasan terhadap distribusi elpiji subsidi untuk memastikan tepat sasaran.
Pihaknya akan bekerja sama dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait guna mencegah adanya penyimpangan atau penimbunan yang dapat menyebabkan kelangkaan gas di masyarakat.
“Kami akan meningkatkan pengawasan terhadap distribusi elpiji subsidi agar benar-benar dinikmati oleh mereka yang berhak.”
“Termasuk juga memonitor kemungkinan adanya penimbunan atau penyalahgunaan distribusi yang menyebabkan kelangkaan di pasaran,” ungkap Teguh.
Selain itu, Pemprov DKI juga akan mempertimbangkan frekuensi penyesuaian harga secara berkala agar harga elpiji tetap sesuai dengan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat.
“Penyesuaian harga ini bukan hanya untuk mengurangi perbedaan dengan daerah penyangga, tetapi juga untuk memastikan bahwa subsidi elpiji benar-benar diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.”
“Pemerintah akan terus memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga kestabilan pasokan,” pungkasnya.
Dampak Penyesuaian HET Elpiji 3 Kg
Rencana kenaikan HET elpiji 3 kg di Jakarta tentunya akan berdampak pada berbagai pihak, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah yang bergantung pada elpiji subsidi untuk kebutuhan memasak.
Oleh karena itu, Pemprov DKI akan melakukan sosialisasi secara bertahap agar masyarakat memahami alasan di balik kebijakan ini.
Dengan penyesuaian harga yang dilakukan, diharapkan distribusi elpiji subsidi menjadi lebih merata, mengurangi ketimpangan pasokan, serta mencegah spekulasi harga di pasaran.
Pemprov DKI berkomitmen untuk terus menjaga keseimbangan antara ketersediaan, harga yang wajar, dan ketepatan sasaran dalam distribusi elpiji subsidi.
(BAS/Red)