Presiden Persela Sesalkan Kerusuhan di Stadion Tuban Sport Center, Manajemen Siap Bertanggung Jawab

Foto: Kerusuhan pecah dalam laga liga 2 antara Persela Lamongan melawan Persijap Jepara Selasa (18/2) di Stadion Tuban Sport Center. Suporter Persela turun ke lapangan, menyalakan fl4re, dan merus4k fasilitas stadion setelah timnya tertinggal 0-1. Pertandingan pun terpaksa dihentikan pada menit ke-79. (Tangkap Layar Instagram @feed_surabaya)
Foto: Kerusuhan pecah dalam laga liga 2 antara Persela Lamongan melawan Persijap Jepara Selasa (18/2) di Stadion Tuban Sport Center. Suporter Persela turun ke lapangan, menyalakan fl4re, dan merus4k fasilitas stadion setelah timnya tertinggal 0-1. Pertandingan pun terpaksa dihentikan pada menit ke-79. (Tangkap Layar Instagram @feed_surabaya)

Presiden Persela Lamongan, Fariz Julinar Maurisal, menyesalkan kerusuhan suporter yang terjadi saat laga kontra Persijap Jepara. Kerusakan stadion ditaksir mencapai Rp 300 juta, manajemen siap bertanggung jawab.

Generasi.co, Jakarta – Presiden klub Persela Lamongan, Fariz Julinar Maurisal, menyesalkan insiden kerusuhan yang terjadi pada laga terakhir babak 8 besar Liga 2 2024-2025 melawan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center, Selasa (18/2/2025) sore.

Kerusuhan ini menyebabkan pertandingan terhenti pada menit ke-78, saat Persijap unggul 1-0.

Sisa waktu 11 menit pertandingan akhirnya dilanjutkan keesokan harinya, Rabu (19/2/2025) pagi, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

Manajemen Persela mengaku siap bertanggung jawab atas kerusakan fasilitas stadion dan memahami kekecewaan suporter yang gagal melihat tim kebanggaan mereka lolos ke babak selanjutnya.

“Kami menyadari harapan besar dari suporter, tetapi dari kekalahan ini kita harus belajar untuk mendukung tim dengan cara yang lebih dewasa,” ujar Fariz Julinar Maurisal, yang juga seorang pengusaha.

Ia menegaskan bahwa manajemen telah bekerja keras sejak awal musim dan memiliki ambisi yang sama dengan suporter, yaitu membawa Persela kembali ke Liga 1.

Namun, ia berharap kekalahan ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tetap memberikan dukungan dengan cara yang bijaksana.

“Kalau sudah terjun ke dunia sepak bola, kita harus all out. Saya menyadari kekecewaan suporter, tapi kalau mereka bisa belajar dari insiden ini, saya tidak akan kapok,” tegasnya.

Kerusakan Stadion Capai Rp300 Juta

Usai insiden tersebut, Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban langsung melakukan identifikasi kerusakan di Stadion Tuban Sport Center.

Kepala Disbudporapar Tuban, M. Emawan Putra, mengungkapkan bahwa kejadian ini berdampak besar pada fasilitas stadion.

“Sejak pagi kami sudah melakukan pembersihan dan mengidentifikasi kerusakan. Hasilnya, yang paling parah adalah kerusakan kaca-kaca,” ujarnya, dikutip dari Situs Resmi Pemerintahan Kabupaten Tuban, Selasa (19/2/2025) sore.

Berikut hasil identifikasi kerusakan di Stadion Tuban Sport Center:

  • 70 hingga 75 persen kaca stadion pecah.
  • Kusen dan pagar pembatas tribun mengalami kerusakan.
  • Rumput lapangan seluas 150 meter persegi turut terdampak.
  • Taksiran kerugian mencapai Rp200 juta hingga Rp300 juta.

Disbudporapar akan mengeklaim biaya perbaikan kepada panitia pelaksana dan manajemen Persela, mengingat stadion ini sering digunakan untuk berbagai acara olahraga dan kegiatan lainnya.

“Pelaksanaan perbaikan nantinya akan dilakukan oleh pihak Persela, dan mereka sudah berkomitmen untuk bertanggung jawab sejak tadi malam setelah pertandingan,” jelas M. Emawan Putra.

Antisipasi Kejadian Serupa, Suporter Diminta Lebih Tertib

Sebagai langkah antisipasi ke depan, pengelola stadion meminta agar manajemen Persela lebih aktif dalam mengedukasi suporter terkait pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan selama pertandingan berlangsung.

“Kami berharap klub dan suporter bisa bekerja sama dalam menciptakan suasana pertandingan yang lebih kondusif.”

“Jangan sampai insiden serupa terulang lagi, karena ini bukan hanya merugikan tim, tetapi juga fasilitas yang digunakan,” tambah M. Emawan Putra.

Dengan kejadian ini, harapan untuk kembali ke Liga 1 memang pupus.

Namun, Persela dan suporter diharapkan dapat belajar dari pengalaman ini, agar di musim berikutnya tim bisa kembali berjuang dengan semangat yang lebih matang dan dukungan yang lebih positif dari para pendukungnya.

(BAS/Red)