Istana Klarifikasi Anggaran Mobil Dinas Rp1 M, Mensesneg: Itu Standar Biaya

Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi (Sumber: Istimewa)
Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi (Sumber: Istimewa)

Istana tegaskan anggaran Rp1 miliar untuk mobil dinas hanya standar biaya, bukan pasti dibelanjakan.

Generasi.co, Jakarta – Istana Kepresidenan memberikan penjelasan terkait sorotan publik mengenai alokasi anggaran hampir Rp1 miliar untuk pengadaan mobil dinas pejabat eselon I yang ramai diperbincangkan.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan nominal tersebut merupakan bagian dari standar biaya tahunan yang ditetapkan pemerintah, bukan angka yang otomatis akan direalisasikan.

“Itu kan standar biaya di semua harus diatur, ada standar biayanya. Bukan berarti maknanya itu pasti dikeluarkan, gitu,” ujar Prasetyo, dikutip Rabu (11/6/2025).

Ia menjelaskan penyusunan standar biaya dilakukan agar belanja negara memiliki acuan yang jelas dan sesuai aturan. Namun, ia menegaskan kembali besaran biaya yang tercantum tidak serta-merta harus dikeluarkan secara penuh.

“Setiap tahun yang namanya pemerintah itu pasti harus meluarkan standar biaya. Jadi kalau kita belanja ada aturan mainnya. Begitu, bukan makanya itu harus terbelanjakan sebesar itu, tidak,” ucapnya.

Menanggapi pertanyaan apakah benar ada anggaran hingga Rp1 miliar untuk mobil dinas, Prasetyo membenarkan hal tersebut sebagai alokasi tahunan. Namun, penggunaannya tetap disesuaikan dengan prinsip efisiensi.

“Itu kan satu tahun,” jelasnya.

Ia menambahkan efisiensi bukan berarti pemerintah tidak boleh melakukan pengadaan, melainkan anggaran diarahkan ke hal-hal yang lebih produktif.

“Efisiensi itu kan bukan berarti terus tidak boleh ngapa-ngapain. Tapi efisiensi itu filosofinya adalah diperuntukkan kegiatan yang lebih produktif,” kata Prasetyo.

Ia pun mengajak publik untuk melihat konteks penganggaran ini secara utuh.

“Sebagaimana tadi saya sudah jelaskan, kalaupun di situ keluar angka bukan berarti itu pasti harus dikeluarkan. Jadi harus memahaminya itu harus agak-agak ini sedikit gitu,” pungkasnya.

(BAS/Red)