Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, memberikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia yang menolak usulan relokasi warga Palestina.
Generasi.co, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS, Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA, mengapresiasi atas sikap tegas pemerintah Indonesia yang menolak wacana relokasi 2 juta warga Palestina ke negara lain, termasuk Indonesia.
Wacana ini diduga berasal dari tim Presiden AS saat itu, Donald Trump, dengan alasan membangun kembali Gaza.
Menurut Hidayat, meskipun informasi tersebut belum terkonfirmasi secara resmi, langkah tegas pemerintah sangat penting untuk mencegah wacana ini berkembang lebih jauh.
Ia menilai usulan relokasi ini sebagai upaya yang tidak mendukung perdamaian dan kemerdekaan Palestina, melainkan memperburuk situasi.
Relokasi: Solusi atau Kedok Pengusiran?
Hidayat menegaskan bahwa relokasi warga Palestina bukanlah solusi yang membantu menyelesaikan konflik, melainkan sebuah langkah yang dapat memperparah penderitaan rakyat Palestina.
Ia menggambarkan usulan tersebut sebagai “kedok pengusiran” yang mendukung agenda pendudukan Israel atas tanah Palestina.
“Relokasi seperti ini hanya akan menjauhkan rakyat Palestina dari tanah air mereka dan melanggengkan penjajahan Israel. Ini bertentangan dengan semangat gencatan senjata yang sudah disepakati,” tegasnya.
Fokus pada Implementasi Gencatan Senjata
Daripada mengusulkan relokasi, Hidayat menyerukan agar semua pihak, termasuk AS sebagai mediator, fokus pada implementasi perjanjian gencatan senjata yang sudah disepakati.
Ia juga menekankan pentingnya memastikan Israel mematuhi kesepakatan tersebut.
“Jika Israel terus melanggar, harus ada sanksi keras, termasuk dikeluarkan dari keanggotaan lembaga internasional seperti PBB dan IPU,” ujarnya.
Catatan Buruk Israel dalam Perjanjian Perdamaian
Hidayat juga mengingatkan bahwa Israel memiliki rekam jejak buruk dalam menghormati perjanjian damai.
Ia menyebutkan contoh pelanggaran gencatan senjata dengan Lebanon dan serangan yang tetap dilakukan setelah kesepakatan dengan Hamas.
“Israel bahkan tidak memenuhi kesepakatan pembebasan tahanan Palestina sepenuhnya. Ini bukti bahwa komitmen mereka terhadap perdamaian sangat diragukan,” tambahnya.
Hidayat mengapresiasi hubungan erat antara Indonesia dan Palestina yang sudah terjalin lama.
Ia menyoroti pentingnya program beasiswa bagi anak-anak Palestina untuk belajar di Indonesia sebagai bentuk dukungan nyata.
“Program seperti ini harus terus didukung. Anak-anak Palestina yang belajar di sini akan kembali membangun tanah air mereka setelah menyelesaikan pendidikan,” katanya.
Penolakan tegas pemerintah Indonesia terhadap usulan relokasi warga Palestina menunjukkan komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.
Langkah ini juga menjadi pengingat bahwa solusi damai harus berfokus pada hak-hak rakyat Palestina, bukan upaya yang justru memperpanjang penjajahan.