Generasi.co, Jakarta – Perusahaan analis jaringan internet, Ookla, kembali merilis laporan Speedtest Global Index 2024 yang mengungkap daftar negara dengan koneksi internet tercepat di dunia.
Sayangnya, Indonesia masih tertinggal dalam hal kecepatan internet dan tidak masuk dalam daftar negara dengan akses internet tercepat.
Menurut laporan tersebut, kecepatan internet Indonesia masih tergolong lambat, dengan posisinya berada di peringkat 80 hingga 130 besar dunia, tergantung pada jenis koneksi yang digunakan.
Padahal, jumlah pengguna internet di Indonesia terus bertambah, dan infrastruktur digital semakin berkembang.
Namun, koneksi internet yang stabil dan cepat masih menjadi tantangan di berbagai daerah.
Sementara, beberapa negara di Asia sudah melesat dengan kecepatan internet yang jauh lebih unggul dibandingkan Indonesia.
Daftar Negara dengan Internet Tercepat di Dunia 2024 Versi Ookla
Ookla menggunakan data dari hasil pengujian pengguna Speedtest untuk menentukan peringkat kecepatan internet di berbagai negara.
Setiap bulannya, ratusan juta pengujian dilakukan untuk mengukur dua jenis koneksi internet, yaitu koneksi mobile dari jaringan seluler dan fixed broadband yang disalurkan melalui kabel.
Berikut adalah daftar 20 negara dengan koneksi internet tercepat berdasarkan kategori mobile dan fixed broadband:
Negara dengan Koneksi Internet Mobile Tercepat 2024
- United Arab Emirates: 545.94 Mbps
- Qatar: 521.51 Mbps
- Kuwait: 314.39 Mbps
- Bulgaria: 252.05 Mbps
- Bahrain: 213.09 Mbps
- Brasil: 210.38 Mbps
- Arab Saudi: 201.08 Mbps
- Denmark: 198.33 Mbps
- Korea Selatan: 195.27 Mbps
- Georgia: 184.56 Mbps
- Malaysia: 171.61 Mbps
- China: 171.01 Mbps
- Belanda: 170.70 Mbps
- Amerika Serikat: 164.85 Mbps
- Norwegia: 164.15 Mbps
- Singapura: 161.98 Mbps
- Makedonia Utara: 156.85 Mbps
- India: 151.80 Mbps
- Luksemburg: 151.37 Mbps
- Finlandia: 138.18 Mbps
Negara dengan Koneksi Internet Fixed Broadband Tercepat 2024
- Singapura: 336.45 Mbps
- United Arab Emirates: 310.05 Mbps
- Hong Kong (SAR): 305.71 Mbps
- Prancis: 287.44 Mbps
- Islandia: 281.95 Mbps
- Chili: 276.77 Mbps
- Amerika Serikat: 274.16 Mbps
- Denmark: 247.62 Mbps
- Spanyol: 245.58 Mbps
- Swiss: 242.32 Mbps
- Rumania: 238.22 Mbps
- China: 238.04 Mbps
- Thailand: 237.05 Mbps
- Makau (SAR): 233.79 Mbps
- Kanada: 231.74 Mbps
- Israel: 226.64 Mbps
- Taiwan: 226.59 Mbps
- Hongaria: 212.14 Mbps
- Jepang: 212.06 Mbps
- Portugal: 205.63 Mbps
Pada kategori internet mobile, kecepatan rata-rata di Indonesia hanya mencapai 40,44 Mbps, menempatkannya di posisi ke-84 dari 152 negara.
Sementara itu, untuk kategori fixed broadband, Indonesia bahkan lebih tertinggal dengan peringkat ke-130 dunia.
Daftar Negara dengan Internet Tercepat di Asia Tenggara 2024
Dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, kecepatan internet di Indonesia juga masih jauh tertinggal.
Indonesia belum mampu menyaingi Singapura dan Thailand yang memiliki kecepatan internet jauh lebih unggul.
Negara dengan Koneksi Internet Mobile Tercepat di Asia Tenggara 2024
- Malaysia: 171.61 Mbps (peringkat 11 dunia)
- Singapura: 161.98 Mbps (peringkat 16 dunia)
- Vietnam: 134.19 Mbps (peringkat 22 dunia)
- Thailand: 101.56 Mbps (peringkat 39 dunia)
- Filipina: 58.99 Mbps (peringkat 62 dunia)
- Kamboja: 47.06 Mbps (peringkat 73 dunia)
- Laos: 46.60 Mbps (peringkat 74 dunia)
- Indonesia: 40.44 Mbps (peringkat 84 dunia)
Negara dengan Koneksi Internet Fixed Broadband Tercepat di Asia Tenggara 2024
- Singapura: 336.45 Mbps (peringkat 1 dunia)
- Thailand: 237.05 Mbps (peringkat 13 dunia)
- Vietnam: 163.41 Mbps (peringkat 34 dunia)
- Malaysia: 129.45 Mbps (peringkat 43 dunia)
- Filipina: 94.10 Mbps (peringkat 58 dunia)
- Brunei: 76.61 Mbps (peringkat 85 dunia)
- Laos: 39.17 Mbps (peringkat 112 dunia)
- Indonesia: 32.13 Mbps (peringkat 121 dunia)
Kecepatan internet yang masih tertinggal di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Infrastruktur yang belum merata: Beberapa wilayah, terutama di daerah terpencil, masih mengalami keterbatasan akses internet berkualitas.
- Tingginya biaya pembangunan jaringan: Pengembangan infrastruktur membutuhkan investasi besar yang belum sepenuhnya merata.
- Beban pengguna yang tinggi: Kepadatan pengguna di Indonesia sering kali menyebabkan jaringan mengalami perlambatan, terutama di jam-jam sibuk.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan internet cepat dan stabil, diharapkan pemerintah serta penyedia layanan internet dapat terus meningkatkan infrastruktur dan layanan agar Indonesia bisa lebih kompetitif dalam persaingan global.
(BAS/Red)